Quantcast
Channel: dengan – Cerita Kita
Viewing all 14 articles
Browse latest View live

Cerita dewasa Pengalaman ngentot dengan cewek cina

$
0
0

Terlihat bagian dalam vaginanya yang kemerahan. Sementara itu lidahku mulai menyusup di celah guanya, menjilati dinding dan klitorisnya. Ia terpekik ketika lidahku menekan keras klitorisnya dan ia semakin liar mengisap penisku. Dinding vaginanya mulai berair sehingga menimbulkan aroma khas yang segar. Kujilati lendirnya, terasa agak asin dan lengket. Kujepit klitorisnya dengan bibirku. Ia menggeliat liar dan menjepit kepalaku dengan pahanya. Isapannya pada penisku juga semakin kuat sehingga akupun juga harus menahan agar aku tidak kalah dalam pertarungan ini.

5GN7q16k5W

Aling melepaskan kepalanya dari selangkanganku memutar badannya. Bibirnya menyambar bibirku. Kubalas dengan ganas dan kusapukan lidahku pada bibir dan masuk dalam rongga mulutnya. Lidah kami kemudian saling memilin dan mengisap. Tanganku mengembara ke selangkangannya dan kemudian jari tengahku masuk menerobos liang kenikmatannya sampai menemukan tonjolan kecil di dinding atasnya. Aling meremas dan mengocok meriamku. Meriamku semakin tegang dan keras. Kami saling memberikan stimulasi.

“Ouououhhkkk Anto… Nikmat sekali… Puaskan aku sekali lagi,” ia memohon dengan suara tertahan.

Kemudian tangannya mengurut dan menggenggam erat meriamku. Tangannya kemudian mengambil kondom, membuka bungkusnya dan kemudian memasangnya pada penisku.

“Sorry To, namun ini harus kulakukan,” katanya sambil menatapku lembut. Aku hanya mengangguk saja. Tak lama kemudian kondom sudah terpasang sempurna di penisku. Ia meraih tissue dan kini ia sendiri yang mengelap vaginanya.

Kurasakan pantat dan pinggul Aling bergoyang menggesek meriamku. Dan tanpa kesulitan kemudian kepala meriamku masuk ke dalam gua kenikmatannya.

“Akhhh… Anto ayo kita sama-sama nikmati… Oukkkhhh”.

Kujilati lehernya dan bahunya. Ia terus menggoyangkan pantatnya sehingga sedikit demi sedikit makin masuk dan akhirnya semua batang meriamku sudah terbenam dalam guanya.

Aling bergerak naik turun untuk mendapatkan kenikmatan. Pantatnya bergerak maju mundur. Gerakannya berubah dari perlahan menjadi cepat dan semakin cepat sampai akhirnya dia berhenti karena kelelahan. Ia mengubah gerakannya menjadi ke kanan ke kiri dan berputar-putar. Pantatnya naik agak tinggi sehingga hanya kepala meriamku berada di bibir guanya dan bibir guanya kemudian berkontraksi mengurut kepala meriamku.

Tidak terlalu kuat kontraksi otot vaginanya, hanya sedikit terasa meremas batang kemaluanku. Kemudian ia menggesek-gesekkan bibir guanya pada kepala meriamku sampai beberapa kali dan kemudian dengan cepat ia menurunkan pantatnya hingga seluruh batang meriamku tenggelam seluruhnya. Ketika batang meriamku terbenam seluruhnya badannya bergetar dan kepalanya bergoyang ke kanan dan kekiri. Napasnya terputus-putus.

Kuisap putingnya yang sudah keras. Buah dadanya yang bulat dan padat terasa sangat nikmat di mulutku. Putingnya yang kemerahan tidak begitu besar namun sudah mengeras. Gerakannya semakin liar dan cepat. Tanganku memeluk punggungnya dengan erat sehingga tubuh kami merapat total. Ia juga memeluk diriku rapat-rapat. Kini gerakannya pelan namun sangat terasa. Pantatnya naik ke atas sampai kemaluanku hampir terlepas, tinggal ujung kepalanya yang berada di bibir vaginanya, dan ia menurunkan pinggulnya dengan cepat dan kusambut dengan gerakan pantatku ke atas. Kembali meriamku menembus guanya. Ia merinding dan menggelepar. Tangannya meremas rambutku dan mencakar punggungku, punggungnya melengkung menahan kenikmatan. Mulutnya merintih dengan kata-kata yang tidak jelas dan mengerang keras.

“Anto… Ouhh Anto, aku mau dapat, aku tidak tahan mau kelu… ar,” desahnya.
“Sshhh… Shhh”
“Anto sekarang ouhhh… Aku dapat lagi… Sampai…” ia memekik. Tubuhnya mengeras, merapat di atasku dan kakinya membelit betisku. Pantatnya ditekan ke bawah dengan keras dan vaginanya menjadi sangat basah hingga terasa licin.

Tubuh Aling mulai melemas. Keringatnya menitik di sekujur pori-porinya. Kemaluanku yang masih menegang tetap dibiarkan di dalam vaginanya.

“Terima kasih jantanku. Kau sungguh hebat sekali. Aku puas dengan permainanmu. Berikan aku istirahat sebentar, lalu kita arungi lagi lautan ini…,” ia berbisik di telingaku.

Kusambar bibirnya dengan bibirku dan kugulingkan ke samping. Penisku yang memang belum menuntaskan kewajiannya tentu saja masih keras.

“Sebentar sayang, biarkan aku istirahat sebentar saja…”

Aku tidak menghiraukannya. Kugenjot vaginanya sampai menimbulkan suara berdecak yang sangat merangsang. Ia diam saja menerima genjotanku, mungkin ia masih perlu beristirahat sebentar lagi.

Vaginanya terasa sangat licin dan ditambah lagi kondisi otot vaginanya yang sudah kendor tidak terlatih, maka ronde ini juga tidak memberikan kenikmatan yang maksimal. Kucabut penisku dan kuambil tissue lagi untuk mengelap vaginanya supaya agak kering. Aku naik lagi ke atas tubuhnya. Kembali kuarahkan moncong meriamku ke sasaran. Kudorong pelan, meleset sampai beberapa kali. Kuangkat kedua kakinya dan kurenggangkan pahanya. Dengan tenaga penuh kudorong pantatku. Kini berhasil, dan langsung kugenjot dengan tempo perlahan saja. Lumayan, dalam keadaan dinding vagina kering begini baru bisa terasa nikmat.

Aling kembali bangkit nafsunya setelah beberapa menit beristirahat. Iapun kemudian mengimbangi permainanku dengan gerakan pinggulnya. Kuganjal pantatnya dengan bantal sehingga kemaluannya agak naik. Kami berciuman dengan penuh gairah. Kaki kami saling menjepit dengan posisi silang, kakiku menjepit kaki kirinya dan kakinya juga menjepit kaki kiriku. Dalam posisi seperti ini dengan gerakan yang minimal dapat memberikan kenikmatan optimal, sehingga sangat menghemat tenaga.

Kami makin terbuai dengan gerakan masing-masing. Kini kedua kakinya menjepit kakiku. Ia memutar-mutar pinggul dan membuat gerakan naik turun. Aku meremas, memilin serta mengisap payudaranya. Kami bisa saling memberikan kenikmatan.

“Ouh.. Achch… Mmmhh… Ngngngnhhhk” Aling mendesah tertahan.

Kugenjot pinggulku naik turun dengan irama tertentu. Kadang cepat kadang sangat lambat. Setiap gerakanku kubuat pinggulku naik agak tinggi sehingga penisku terlepas dari vaginanya, lalu kutekan lagi. Setiap penisku dalam posisi masuk, menggesek bibir vaginanya ia terpekik kecil. Kakinya bergerak dan kedua kakinya kujepit dengan kedua kakiku. Dalam posisi begini aku hanya menarik penisku setengah batang saja saja karena kalau sampai tercabut keluar susah untuk memasukkannya lagi. Namun keuntungannya jepitan vaginanya jadi sangat terasa.

Kami mengubah posisi lagi, kembali dalam posisi konvensional. Kedua kakinya kuangkat ke atas bahuku, lututnya menempel pada perutnya. Dengan bertumpu pada tangan kubiarkan tubuhku melayang tanpa menempel pada tubuhnya. Hanya kemaluan kami saja yang saling berpaut.

“Anto… Ouhh nikmat sekali, hebat sekali permainanmu…”

Kuperkirakan sudah setengah jam kami bercinta, tenaga sudah mulai berkurang sehingga kuputuskan untuk segera mencapai puncak. Kupercepat gerakanku dan gerakannya juga semakin liar.

“Ke atas sedikit Anto… Ya… Ya… Yeassh … Oooh,” pintanya. Kuturuti permintaannya. Aku menggeser tubuhku, sehingga penisku menggesek bagian atas vaginanya. Gesekan penisku dengan klitorisnya membuatnya merasa sangat nikmat.

Bunyi deritan ranjang, erangan, bunyi selangkangan dan paha beradu seakan-akan berlomba. Tubuh kami sudah basah oleh keringat yang membanjir. Dinginnya udara kamar tak terasa lagi. Kurasakan ada aliran yang menjalar dalam penisku. Inilah saatnya akan kuakhiri permainan ini. Aling terengah-engah menikmati kenikmatan yang dirasakannya.

“Aling… Ling sebentar lagi aku mau keluar…”

Gerakanku semakin cepat hingga seakan-akan tubuhku melayang. Lututku mulai sakit.

“Ayolah Anto aku juga mmmau kkkel… Uar. Kita sama-sama sam… Pai”.

Ketika kurasakan aliran pada penisku tak tertahankan lagi maka kurapatkan tubuhku ke tubuhnya dan kulepaskan kakinya dari atas bahuku. Kakinya mengangkang lebar. Dalam posisi konvensional kuhunjamkan pantatku kuat-kuat sambil memekik tertahan.

“Aling… Ling-ling… Ouh … Sekarang… Sekarang aku keluar”.
“Ouh Anto aku… Juga… Keluar”.

Kakinya membelit kakiku, kepalanya mendongak dan pantatnya diangkat. Kurasakan denyutan dalam vaginanya sangat kuat. Kutembakkan laharku sampai beberapa kali. Giginya dibenamkan dalam-dalam di dadaku sampai terasa pedih dan meninggalkan bekas merah. Napas kami masih tersengal-sengal, kucabut penisku dan menggelosor di sampingnya. Tangannya memeluk lenganku dan jarinya meremas jariku. Kami masih berpelukan dengan keringat yang membanjir.

“Ling…”
“Hmmh…”
“Sepertinya kamu harus melatih otot vaginamu dengan senam Kegel”.
“Apa itu?”

Kujelaskan cara melatih otot PC dengan senam Kegel untuk meningkatkan kualitas hubungan intim. Iapun lalu mencoba dan tertawa ketika kusuruh ia memasukkan jarinya ke dalam vaginanya dan meremas dengan otot PC nya.

“Boleh juga pengetahuanmu tentang ini. Tentunya pengalamanmu dengan wanita juga sudah banyak”.

Hmmh, ini lagi, aku paling tidak suka melewati pertanyaan ini setiap kali kujelaskan kepada wanita yang kutiduri tentang pengetahuan dan teknik bercinta.

Pagi harinya kami masih sempat melakukannya sekali lagi dengan tempo yang pelan. Setelah mandi dan berpakaian kerja, Aling mengantarku ke rumah agar aku berganti pakaian. Selanjutnya ia mengantarku sampai ke kantor. Untung masih pagi sehingga belum ada orang di kantor yang melihatku turun dari mobilnya.

Kami masih berhubungan sampai beberapa bulan kemudian. Aling melakukan pengamanan dengan kontrasepsi suntik. Iapun juga melatih otot PC nya sehingga lama kelamaan kualitas hubungan intim kamipun semakin meningkat. Ia selalu tersenyum puas ketika kuhentakkan pantatku untuk mengakhiri permainan. Lendir dalam vaginanya juga sudah berkurang karena kusarankan ia minum jamu tradisional.

Namun kemudian lama-kelamaan kami mulai mengurangi frekuensi pertemuan. Ia takut kalau nantinya hubungan kami menjadi serius dan ia justru tidak bisa melupakanku. Ia sebenarnya mau saja untuk menikah dengan pria pribumi, namun aku sendiri yang belum ingin terikat. Lagipula bagaimanapun juga ia sudah memiliki seorang anak. Saat terakhir kami bertemu, kami melakukannya di sebuah cottage di Ancol. Dua hari dua malam kami melampiaskan gairah kami.

Setahun kemudian ia menelponku untuk memberitahukan bahwa ia akan menikah dengan seorang pria Chinese pilihannya. Ia mengucapkan terima kasih untuk pengalaman dan kenangan bersamaku. Calon suaminya sudah merasakan permainannya di atas ranjang dan mendapatkan kenikmatan serta sensasi yang luar biasa, katanya.


Nikmatnya Ngentot Dengan ABG Perawan

$
0
0

Nikmatnya Ngentot Dengan ABG Perawan

tania-deflowered.thumb teentonyagetsdeflowered
Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia berniat mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur dan mendapati Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus pulang lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam. Begitulah keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore lalu tutup dan buka kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti.

Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda dikampungnya.

Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur.

Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya.

“Shan, kamu sudah punya pacar belum?” Tiba Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Shanti terkikik dan menggeleng.
“Belum tuh”
“Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir” kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi.
“Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu” Jawab Shanti.
“Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe” kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar.
“Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah” timpal Shanti.
“Kan nggak ada yang dengar ini” Jawab Tuti. Mereka terdiam lama.
“Mbak.. ” suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci.
“Mmm?” Jawab wanita itu.
“Ngg..”
“Ngomong aja susah banget sih” Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk.
“Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?” Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu.
“Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter” jawab Tuti seenaknya.
“Maksud Mbak?” Shanti penasaran.
“Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya kontol yang keras!” kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran.
“Bisa macam-macam apa sih, Mbak?” tanya Shanti.

Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda.

“Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh..” jawab Tuti.

Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus.

“Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?” Shanti sekarang melotot tak percaya.
“Lho.. Banyak yang doyan ngemut memek Shan. Ngemut kontol juga enak banget kok” jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti.
“Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?” Shanti merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang.
“Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. “
“Kalo apa Mbak?” Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian memek Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak yakin.
“Yaa.. Malu ahh..!” Tuti sengaja membuat Shanti penasaran.
“Ayo doong Mbak” rengek Shanti.

Tuti sekarang yakin bahwa memek gadis itu sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang melihat pemandangan itu.

“Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget!” bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti membelalakkan matanya.
“Apa itu pejuh?” tanyanya. Tuti merasa tidak tahan.
“Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memek kita basah lho” Jawab Tuti. Ia melihat bagian memek Shanti makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir Tuti.
“Idiihh amit-amit, jorok banget sih”
“Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memek kita harum, tidak bau terasi”
“Idiihh Mbak saru ah!”
“Tapi aku yakin memek kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus”
“Udah ah, lama-lama jadi saru nih” kata Shanti. Tuti tertawa.
“Kamu udah banjir yaa?” goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya.
“Ahh.. Mbaakk!!” Tuti tersenyum melihat Shanti melotot.
“Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih” Kata Tuti.

Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya.

“Ihh.. Mbak jorok nih” desis Shanti. Tuti terkekeh.
“Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?” bisik Tuti. Shanti berdebar.
“Ngaco ah!”
“Aku mau emutin punya kamu, Shan?” Tuti mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa.
“Kamu akan bisa pingsan merasakannya” bisik Tuti lagi.
“Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh” Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju.
“Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut?”
“Masak Mbak yang ngemut?”
“Iya.. Supaya kamu tahu rasanya”
“Malu ahh..”
“Nggak apa-apaa..” Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi.

Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke memek Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memek Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memek Shanti. Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya.

Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memek Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin yang enak sekali. Memek Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut.

Tuti mencium dan mulai melumat memek Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memeknya. Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memeknya, Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya.

“Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh”

Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti. Lidahnya bergumul dan menembus liang memek Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas memek Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun!

“Enak Shan?” desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan. Tuti merasakan liang memeknya berdenyut dan ia meraba serta menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memeknya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya.

Cerita Panas Ngesek dengan Vina teman adikku

$
0
0

Foto Bugil Cewek Igo Saat Ciuman Dengan PacarnyaNgesek dengan Vina teman adikku

Vina kutemui ketika mengantar dan menghadiri wisuda adikku, Feby si bungsu di sebuah universitas terkenal di Bandung. Ketika itu aku berperan menjadi sopir keluarga karena harus mengantar jemput keluarga yang datang dari Sumatra. Si bungsu ini adalah cewek terakhir di keluargaku yang menjadi sarjana. Dalam usia 21 tahun, dengan otaknya yang encer ia menjadi sarjana tercepat di keluargaku.

Eh bukan mau cerita tentang Feby nih, tetapi temannya, si Vina mojang geulis yang wajahnya Bandung banget itu. Mereka sama-sama wisuda, meski dari jurusan yang berbeda. Feby di HI, sedang Vina di Ekonomi. Pendek cerita, usai mengantar Feby adikku dan orang tua dari Medan ke arena wisuda, tiba tiba datang perintah dari Feby.

Bang, please, darurat nih, tolong jemput temanku Vina di Salon XX, udah jam segini bokap nyokapnya belum nyampe. Ntar nggak dapat tempat duduk lagi.. katanya dengan wajah memelas.
OK, putri duyung, yang dekat PLN itu kan? Ah, gimana aku bisa tahu wajahnya?
Yang paling cantik di salon dan pakai kebaya krem, itu sudah pasti Vina! Jangan coba merayu, ntar aku kasih tahu kakak di rumah lho..
OK bawel.. Meski macet, cuma 5 menit kemudian aku telah mencapai salon tempat Vina menunggu. Wah, itu dia, pikirku melihat cewek pakai kebaya krem tengah memijit- mijit ponsel. Sialan si Feby, nomor HP-nya tidak diberi kepadaku. Begitu dekat aku langsung menyapanya.
Vina ya?
Hmm.. Bang John ya, sorry nih merepotkan, bokap masih jauh di jalan Bang..
Oh, nggak pa-pa Vin, santai aja, lagian kan dekat..

Aku membukakan pintu Taft bututku dan dengan sedikit kesulitan dia naik. Tubuhnya dibalut kebaya, benar-benar seksi. Kututup pintu dan pelan pelan aku jalankan mobil. Aku bisa memperkirakan Vina tingginya 167 cm, beratnya sekitar 50-51 kg. Dengan model kebaya yang dadanya agak tinggi, payudaranya pasti berkisar 36B. Usianya pastilah masih seumur dengan adikku Feby, 21 atau 22 tahun. Bandingkan dengan aku yang sudah 35 tahun. Lho buat apa lagi dibandingkan, maksudku ini adalah cewek tipeku.

Bang, Kakak nggak ikut?
Kakak siapa Vin? tanyaku berlagak bego.
Kakak istri Abang.. Buset, kapan dia kenalan sama bini gue ya, pikirku.
Oh, ada di rumah Vin, eh di sekolah antar si kecil.. Alamak, kok jadi grogi gini gue.
Beberapa kali Vina ke rumah ama Feby, Abang selalu di luar kota..
Hehehe.. Biasalah Vin, cari sesuap nasi ama segenggam berlian..
Hihihi.. Si Abang bisa aja..
Hmm.. Kamu udah ada yang dampingi nih di wisuda nanti..? tanyaku.
Belom nih Bang.. Cariin dong..
Ah, masak cewek secakep kamu nggak ada yang dampingi..

Aku mulai memasang jerat. Benar saja, wajahnya langsung bersemu merah. Aku tahu bahwa Vina ini adalah tipe cewek yang ramah, sedikit cerdas tetapi sialnya dia juga termasuk grup penggoda, hehehe..

Terus, ntar mau kerja atau lanjut nih Vin? tanyaku basa basi agar tidak terlalu ketahuan sedang menebar jerat.
Bokap bilang sih lanjut ke Amrik, gue sih masih pengen main dulu Bang..
Lho disuruh sekolah kok malah main.. belum puas main sama teman teman..?
Iya nih Bang, cowok gue belum tamat hahaha..
Lho tadi bilangnya belum ada pendamping..?

Karena keasyikan mengobrol, kami tahu-tahu sudah sampai di gerbang masuk. Feby melambai-lambai dan kemudian mendekat.

Hi Vin, ngobrol apa sama Abang gue? Hati hati lo, gue kurang percaya tuh sama Abang gue.. Ah, sialan si Feby menjelekkanku lagi.
Ah, nggak kok Vin.. Lagian kalau gue dirayu juga berarti gue emang cantik, hihihi..

Aku tinggalkan mereka menuju tempat parkir. Buset dah, benar-benar nasib seorang sopir, habis mengantar penumpang eh tamu masih juga harus keringatan mencari tempat parkir. Tapi karena habis ngobrol sama cewek keren lelahnya tidak terasa juga. Hmm.. Vina, aku suka lihat wajahnya, bodinya alamak. Kulitnya yang putih bersih tampaknya dirawat dengan baik. Semasa kuliah dulu aku suka mengatakan bahwa cewek-cewek seperti Vina ini Bandung sekali atau Jawa sekali sesuai dengan asalnya. Aku sih, Sumatra sekali, hehehe. Menurut istriku aku tidak ganteng-ganteng amat, yang ganteng mah si Mamat, hehehe.. Memang istriku sekarang bukan yang pertama tapi yang terakhir juga bukan.

Usai wisuda aku masih harus mengantar adikku Feby, orang tua, istri dan kedua anakku ke restoran Sunda untuk merayakan hari bahagia si bungsu bawel itu. Ketika tiba di parkiran, Feby mengangsurkan ponselnya dengan berbisik. Barangkali takut dilihat oleh istriku.

Bang, sini nih, Vina mau ngomong.. Awas jangan rayu-rayu ya.. ujarnya.
Halo.. Vina ya.. Selamat ya Vin, sampai tadi lupa ngucapin selamat, hehe..
Makasih Bang, makasih banget lo jemputannya.. Hmm.. Ntar kapan-kapan, Abang Vina undang datang ya.. Kubayangkan Vina dengan senyum manisnya. Dia mau ngundang aku dan keluarga atau aku sendiri ya, pikirku agak surprise. Ah, gue yakin dia ngundang aku sendiri nih! Gak papa-lah ge-er dikit.
OK deh, sayang.. Uppss, baru kenal gue bilang apa tadi?
Sayang nih.. Ntar ditimpuk sama bini loh Bang..
Hehehe.. Nice to meet you Vin, salam sama keluarga ya.. kataku, yang ini agak keras agar Feby nggak curiga. Sedang istriku sibuk bermain dengan kedua anakku, jadi nggak perlu kuatir. Ah, sial lagi.. Aku tidak sempat mencatat nomor HP-nya. Tapi toh nanti malam masih bisa lihat di ponsel Feby kok, pikirku mulai keluar isengnya. Dua minggu setelah acara wisuda tersebut tiba tiba aku menerima SMS.

Bang, lagi di mana nih.. Ada acara nggak? Vina Hah? Gak salah nih, pikirku. Dengan pura pura menahan diri, 5 menit kemudian baru aku jawab dengan menelepon langsung. Tengsin dong SMS balik.
Hai Vin, apa kabar? Aku lagi di Jakarta nih.. Lagi makan nih ama teman-teman di.. kataku menyebut suatu tempat di Plaza Senayan.
Nah, itu dia.. Vina juga lagi di Jakarta nih Bang, lagi boring..
Lho.. Aku pikir jadi ke Amrik kataku sekenanya.
Males Bang, Vina lagi di tempat sodara nih.. Abang kapan pulang Bandung?
Lusa.. Kamu?
Iya, boleh dong kita pulang bareng.. Vina naik kereta Bang Buset dah, benar kan kata gue, Vina tipe penggoda.
Hmm.. Gimana ya.. kataku sok ragu, padahal udah pengen banget.
Kita lihat nanti ya, Vin. Ntar sore Abang telepon kamu. Eh, Feby tahu nggak kamu ada di Jakarta?
Nggak Bang, mau Vina kasih tahu sama Feby dan istri Abang?
Haha.. Bukan gitu maksudku, ok deh ntar jam 5 sore Abang telepon kepastiannya ya.. kataku bersorak.

Memang kalau rejeki nggak bakal lari ke mana-mana. Cepat-cepat aku bereskann tugasku di Jakarta. Sebetulnya sore ini juga sudah selesai tapi teman-teman di Jakarta seperti biasa suka mengajak main bilyar dan karaoke. Jadi sorry friends, kali ini aku ada urusan penting, mesti cabut. Jam 5 sore aku telepon Vina. Aku bertanya dia sedang apa, kalau boring mengapa tidak jalan-jalan bersama saudara atau teman-temannya.

Abang ada acara nggak ntar malam? Ajakin Vina nonton dong? Katanya dari seberang sana.
Ok Vin, gue takut macet, gimana kalau kita ketemuan di 21?

Pendek cerita, Vina dengan jeans ketat dan T-shirtnya aku temui di 21. Dia sudah beli tiket untuk berdua. Mentang-mentang kaya, tiket saja dibelikan olehnya. Aku tidak ingat apa judulnya. Yang jelas begitu masuk gedung bioskop, aku gandeng tangan Vina seperti yang diinginkannya. Vina memulai sinyal dengan mengatakan sedang boring, ingin jalan dan sebagianya.

Kubelai rambutnya dan seperti sudah kuduga, dia merebahkan bahunya sepanjang film berputar. Tak ada penolakan ketika jemariku menyusup ke balik T-shirt dan branya. Semua lancar. Ia melenguh ketika kupelintir putingnya dan kuelus perutnya. Ketika jemariku menyusup ke sela-sela pahanya, ia berbisik..

Jangan di sini Bang..

Itu sudah sesuai dengan harapanku dan harapannya. Aku juga sudah tegang sekali ketika keluar dari gedung bioskop. Di dalam mobil, seperti harimau kehausan kami berciuman dengan gairah. Aku suka suara lenguhnya, kepasrahannya ketika kusedot putingnya dan jariku menelusup ke celah-celah memeknya yang sudah basah sekali. Tubuh Vina bergetar. Aku ingin membuatnya menjadi wanita yang sesungguhnya ketika berhubungan intim.

Vina, Abang pengen jilat memek kamu sayang..
Hmm.. terus Bang, Vina udah nggak tahann..

Bulu-bulu halus memeknya kusibak, kelentitnya yang sudah mengeras sungguh nikmat dikulum. Aromanya sungguh harum dan bentuknya tampak terawat. Tubuhnya sampai bergetar getar menahan nikmat. Tangannya aku arahkan meremas kontolku. Tetapi ternyata dia lebih suka blow job. Pada saat yang sama aku tidak menyia-nyiakan kesempatan meremas dadanya yang montok. Apa boleh buat, di mobil yang sempit ini harus terjadi pergumulan yang menggairahkan. Aku pastikan tidak ada manusia yang melihat kegaduhan nikmat ini. Jangan sampai kepergok Satpam karena bisa malu.

Sedotan lidahnya sungguh membuatku melayang jauh. Tanganku tak henti meremas payudaranya yang indah dengan puting kecoklatan yang sudah mengeras. Pada saat lain aku pelintir dan sedot putingnya hingga membuatnya semakin basah. Karena di depan terlau sempit, aku mengajaknya pindah ke jok belakang. Vina dengan tak sabar melepas celana dalam hitamnya. Aku sungguh terangsang melihat wanita dengan CD hitam, sepertinya Vina tahu selera seksku, heheh..

Tampaknya Vina adalah tipe cewek blowjob mania karena ia terus saja mengoral batangku. Kupikir hobinya ini sejalan dengan hobiku mengoral memek cewek. Kuberi isyarat agar ia mengambil posisi 69 dengan aku di bawah. Vina mengangguk lemah. Aku suka melihat matanya yang sayu. Gila, memek si Vina memang OK, masih kelihatan garis vertikalnya dengan kelentit yang sungguh imut dan mengeras. Segera kuremas pantatnya dan kujilat perlahan paha dalamnya sebelum memasuki area memeknya. Vina melenguh hingga aku makin terangsang dengan suaranya yang sendu.

Ouhh.. Please Johnn.. Kamu apain memekku say, enak bangett!
Hmm.. hanya suara itu yang keluar dari mulutku sambil menyeruput cairan memeknya yang mulai banjir. Sementara jemari Vina yang halus masih menggenggam kontolku
Say.. Vina nggak tahan.. Vina mau keluar sayang.. Terus terus.. Isep kacangku.. Ahh!

Aku memang selalu ingin memuaskan cewek-cewek yang making love denganku. Menurutku ini adalah salah satu rahasia cewek-cewek selalu ketagihan ngentot denganku. Perlakukanlah wanita dengan gentle, jangan egois. Mereka adalah makhluk yang butuh perhatian dan belaian. Jangan bersikap bodoh meninggalkan mereka meraung-raung karena tak terpuaskan. Ada saat tertentu kapan kita membuat mereka tak bisa berhenti. Vina akhirnya mencapai orgasme. Ia terduduk lemah namun tangannya masih menggenggam batangku yang masih ngaceng dan berdenyut-denyut.

Makasih ya Bang, Abang sungguh laki-laki yang baik! Sekarang Vina pengen memuaskan Abang.. Nah lo, benar kan kataku, jika puas wanita sebetulnya tidak egois.
Iya Vina cantik, kamu istirahat dulu.. Gak usah terburu-buru, kita masih punya waktu sampai besok kan?
Ih, Abang nakal.. katanya sambil meremas kontolku.
Sekarang Vina pengen lagi Bang.. Pengen dimasukin sama kontol Abang..
Tapi kamu kan masih perawan Say..?
Lho kok Abang tahu sih?
Kan Abang sudah periksa tadi, hehehe..
Ihh.. Nakal deh.. Vina jadi malu.. katanya manja.
Vin, Abang sayang kamu, tetapi untuk memerawani kamu Abang sungguh nggak tega..
Tapi kan Vina yang mau.. Please Bang.. Vina rela
Vin, kalau dengan oral saja kamu bisa orgasme, ngapain harus sampai berdarah?

Yang benar benar tidak kuduga, Vina menangis. Wah, kacau deh.. Tapi aku tidak ingin bicara lagi. Perlahan kukecup bibirnya, kuhapus airmatanya dan benar pemirsa eh pembaca, gairahnya mulai naik kembali. Segera dikulumnya kontolku. Hmm.. Enak sekali. Dan aku kembali mengajaknya ke posisi VW (Vosisi Wenakk), favoritku mengerjai memek cewek dari belakang alias posisi 69. Aku berkonsentrasi agar kali ini spermaku dapat muncrat di mulutnya. Tipe cewek pehobi blowjob adalah penyelesaian akhir harus di mulutnya. Kusedot kelentit Vina dengan lembut tetapi kuat dan itu cukup membuatnya makin menguatkan sedotannya pada kontolku. Memek Vina memang beraroma perawan, cairannya sungguh kental dan aku senang menelannya. Kontolku berkedut-kedut seakan mau muncrat, tetapi kutahan. Aku ingin kali ini aku dan Vina mencapai orgasme bersamaan.

Ohh.. Johnn.. Fuck me please, pengen keluar say.. Ouhh.. teriaknya.

Itu adalah pertanda bahwa kurang dari 1 menit lagi dia akan mengalami orgasme. Jadi sebetulnya orgasme bisa diukur alias terukur. Kupercepat sedotanku pada kedelai Vina yang memerah sambil tanganku berusaha meraih payudara dan putingnya. Kuremas untuk memberi extra kenikmatan padanya.

Auhh.. Johnn.. Vina keluar.. Ahh.. Ahh.. lenguhnya panjang.

Dan seperti yang kuperhitungkan akhirnya aku juga mengeluarkan pejuku dan muncrat ke wajahnya. Dapat kurasakan mulut Vina menyeruput kontolku dengan cepat. Aku sampai kehabisan kata-kata untuk melukiskan bagaimana perasaan nikmatku! Kupeluk Vina dan kubelai rambutnya, sambil say thanks! Aku tahu bahwa Vina bakal ketagihan. Aku sebenarnya ingin menceritakan lanjutan perjalanan yang menggairahkanku ke Bandung dengan Vina. Seluruh sensasi yang aku dan Vina dapatkan.

Ternyata Vina juga menyukai ngentot sambil berdiri. Di beberapa lokasi kami terpaksa berhenti mencari tempat rimbun pepohonan. Vina segera menyender di batang pohon dan dengan nafas terengah-engah melepaskan celananya. Posisi yang menggairahkan. Dengan berjongkok aku isep memeknya yang cepat basah itu. Kadang ia menungging dan aku sedot itilnya dari belakang. Aku juga mencapai orgasme dengan menggosok-gosok memeknya dengan batangku. Percaya atau tidak bahwa Vina masih tetap perawan sampai akhirnya dia berangkat ke Wisconsin, USA untuk melanjutkan studi. Sekarang aku masih merindukannya. Ia masih sering merngirim SMS dengan untaian kata kata, jilat, jilat dan jilat say. Entahlah, apakah masih ada cewek yang seperti dia di antara pembaca, i do hope!

Tamat

 

Cerita Dewasa Nikmatnya Cewek produk Korea

$
0
0

Guruku teman seks ku2Guruku teman seks ku1Nikmatnya Cewek produk Korea

Namaku Andri, sekarang aku lagi kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Malaysia. Aku akan menceritakan pengalaman tak terlupakanku waktu SMU dulu.

Kejadiannya sekitar 2 tahun lalu, ketika aku masih bersekolah di sebuah sekolah internasional di kuala lumpur Malaysia. Seperti layaknya sebuah sekolah internasional, banyak sekali murid-muridnya yang berasal dari luar negeri. Akan tetapi, mayoritas berasal dari Korea atau yang lebih dikenal sebagai ‘negeri ginseng.

Kisahku bermula ketika ada seorang gadis Korea yang baru saja masuk ke sekolahku. Namanya Kim Chi, dia baru duduk di bangku kelas 1 SMP. Tapi biarpun masih kelas 1 SMP, dia sudah memiliki tubuh seperti seorang gadis berusia 17 tahun lebih. Dengan sepasang buah dada yang condong ke depan dan bokong yang begitu montok. Saat itu juga timbullah niat busukku untuk mencumbui tubuhnya yang padat dan berisi itu.

Tapi untuk dapat menikmati tubuhnya itu, aku harus dekat dengan dia. Maka saat itu juga, kuputuskan untuk berkenalan.

“Halo, namaku Andri.. ” ucapku sembari menawarkan tanganku. Dia pun menjabat tanganku dan memperkenalkan dirinya. Setelah cukup lama berbincang, akhirnya kita saling menukar nomor handphone. Dan sejak saat itu, aku pun sering SMS-an dan juga teleponan sama dia. Kita pun jadi dekat dan mulai berpacaran.

Minggu-minggu pertama pacaran merupakan minggu-minggu yang membosankan. Ini disebabkan si Kim Chi masih malu-malu kucing. Tiap kali aku ingin menciumnya, dia selalu menghindar. Dan dikalanya tanganku meraba paha ataupun buah dadanya, dia selalu menarik tanganku. Setelah kuselidiki, ternyata Kim Chi berasal dari sebuah sekolah khusus perempuan. Di mana tidak ada yang namanya pria atau lelaki sama sekali. Aku pun heran dan bertanya-tanya pada diriku sendiri, orangtua macam apa yang mau menyekolahkan anak perempuannya ke sekolah yang hanya berisikan perempuan saja.

Menurut teman-temannya, selama 6 tahun dia tidak pernah mengenal yang namanya laki-laki. Ya ampun, pasti dia belum pernah merasakan yang namanya dicium ataupun dipegang-pegang. Sejak mendengar cerita tersebut, aku pun memberanikan diri. Aku berkata padanya,

“Kalau dicium itu enak rasanya, apalagi kalau buah dada dan paha kamu diraba-raba.. “

Pada mulanya ia menolak dan enggan bibirnya kucumbui dan tubuhnya kupegang-pegang. Tetapi akhirnya, setelah kubujuk beberapa kali, Kim Chi pun mau dan ingin mencoba nikmatnya dicumbu dan diraba-raba. Maka mulai saat itu juga, setiap kali aku dan dia jalan, pasti ada adegan cium-ciuman dan pegang-pegangan. Aku dan Kim Chi sangat sering jalan berduaan di KLCC, sebuah shopping mall di Kuala Lumpur. Dan tempat yang paling aku gemari dari situ adalah di bioskopnya dan juga di tamannya. KLCC memiliki sebuah taman yang cukup besar, jadi seandainya tidak bisa melakukan ‘hal-hal’ tersebut di bioskop, maka taman merupakan tempat kedua paling cocok buat berduaan.

Pertama kalinya aku mendengar Kim Chi mendesah karena nikmat adalah ketika kami di taman KLCC. Saat itu kebetulan lagi sepi dan tidak banyak orang yang datang untuk belanja. Jadi kuputuskan untuk mengajak Kim Chi ke taman dan duduk berduaan di bawah pohon, tujuannya supaya tidak kelihatan orang lain. Setelah cukup lama berbincang, aku pun sudah tidak sabar lagi, maka langsung saja kuciumi lehernya dan menjilati telinganya. Kedua tanganku juga tidak tinggal diam, tangan kiriku meremas buah dadanya dan tangan kananku menelusuri roknya sambil mengelus-elus vaginanya. Ia pun mendesah dengan hebatnya,

“Aaah.. Aaah.. “

Mendengar desahannya itu, aku jadi tambah bernafsu dan langsung saja kuselipkan jari-jariku ke dalam BH-nya dan bermain dengan putingnya.

“Ya ampun.. Lembut sekali putingnya.. Begitu menggemaskan.. ” bisikku dalam hati.

Jari-jariku pun kuselipkan ke dalam CD-nya, dan kurasakan betapa halusnya vagina si Kim Chi. Aku merasakan bulu-bulu halus yang baru tumbuh, tidak hanya itu, kurasakan pula cairan yang keluar membasahi vaginanya.

“Aaah.. Aaah.. Andri.. ” desahannya semakin menjadi-jadi sembari memelukku dengan erat. Ia begitu lemas dan tidak berdaya, memeluk dan mencium-cium kecil saja yang dapat ia lakukan pada saat itu.

“Gimana rasanya Chi? Enak kan?” tanyaku padanya. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya saja dan tersenyum malu. Kim Chi kelihatan begitu lelah sekali, wajar saja, ini merupakan pengalaman pertamanya. Pertama kalinya vagina dan buah dadanya dimainkan seorang laki-laki. Maka kuputuskan untuk mengantarnya pulang ke rumahnya saja.

“Chi, kamu aku antar pulang ya, kamu kelihatan capek sekali.. “

Kembali ia diam saja tak mengatakan sepatah kata pun, hanya menganggukkan kepalanya saja. Aku jadi merasa bersalah karena telah berbuat demikian pada dirinya, apalagi kita ini baru saja saling mengenal. Tetapi pemikiranku salah, aku salah besar. Ternyata setelah kejadian itu, si Kim Chi jadi lebih bernafsu. Dia berubah menjadi seorang cewek yang nafsuan, yang sangat liar. Setiap kali ada waktu kosong di sekolah, ketika semua murid lagi pada di dalam kelas, atau di kala semua orang lagi makan siang di kantin, pastinya si Kim Chi selalu mengajakku melakukan “hal-hal” tersebut secara diam-diam.

Kamar mandi guru, kelas kosong, ataupun di kamar mandi cewek. Tempat-tempat ini merupakan tempat-tempat yang paling digemari Kim Chi buat melakukan ‘hal-hal’ tersebut denganku. Pokoknya setelah kejadian di taman KLCC waktu itu, Kim Chi jadi lebih liar dan ganas. Malah ia jadi begitu aktif memainkan penisku. Yang tadinya tidak tahu sama sekali cara memainkan penisku, jadi sangat aggresif memainkannya. Ia sangat menggemari kegiatan meremas-remas penisku. Kim Chi menjadi seorang cewek yang sangat nakal.

Aku pun mulai mengajari dia cara memainkan vaginanya sendiri ataupun bermain dengan putingnya alias masturbasi. Bukan hanya itu, aku juga mengajarinya cara berphone sex. Sepertinya Kim Chi begitu menikmati phone sex soalnya setiap kalinya aku telpon, dia pasti selalu menanyakanku untuk melakukan phone sex. Karena keseringan melakukan phone sex dan juga ‘hal-hal’ tersebut, maka aku beranggapan kalau sudah waktunya gadis Korea ini merasakan sex yang sungguh-sungguhan. Apalagi sekarang ini, dia sudah menjadi sangat liar dan aggresif, pasti berhubungan sex dengan dia merupakan hal yang tidak cukup sulit.

Aku pun terus berpikir, kapan waktu yang paling bagus buat menghilangkan keperawanan si Kim Chi, dan di mana tempat yang paling sesuai buat melakukan itu semua. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya aku menemukan jawabannya. Aku baru ingat kalau aku pernah tanya sama si Kim Chi, kalau dia sudah pernah atau belum dikasih hadiah ulang tahun sama cowok. Kim Chi pun berkata kalau ia belum pernah dikasih hadiah ulang tahun sama cowok, dan ia ingin sekali mendapatkan hadiah ulang tahun dari cowok. Maka kuputuskan untuk melakukannya pada hari ulang tahunnya, di aparteman temanku yang kebetulan lagi kosong dan kuncinya dititipkan padaku.

Tibalah hari ulang tahun Kim Chi yang ke 13, aku pun mengajaknya makan dan jalan-jalan, seperti biasa di KLCC. Setelah cukup lama keliling KLCC, aku pun bertanya kepada Kim Chi,

“Chi.. Kamu mau nggak ikut aku ke suatu tempat spesial? Di sana aku sudah nyiapin sebuah hadiah yang sangat bagus buat kamu.. Kamu bilang kamu ingin banget dapet hadiah ulang tahun dari cowok.. Biarin aku jadi cowok pertama yang kasih kamu hadiah ulang tahun.. “

Kim Chi kelihatan sangat gembira dan setuju dengan tawaranku. Maka pergilah kami ke aparteman temanku itu. Sesampainya di sana, aku langsung saja membawa Kim Chi ke kamar yang sudah kusiapkan. Setelah masuk ke kamar, aku pun mengunci pintu dan langsung saja menanggalkan semua pakaianku. Aku hanya memakai CD-ku saja.

“Eh Andri.. Kamu ngapain buka-buka pakaian kamu? Memangnya kamu mau ngapain? Terus, hadiah yang kamu janjikan ke aku mana?”

“Hadiahnya ya ini Chi.. Kita bisa buat yang gitu-gitu sampai puas.. Plus, biasanya kan kita cuma pegang-pegangan tapi nggak sampai lihat dalamnya kan? Kamu masa nggak mau liat penisku bentuknya gimana.. Masa nggak mau liat apa yang ada di balik CD putih ini.. “

Dan seperti biasa, ia hanya tersenyum malu sambil menganggukkan kepalanya. Tapi yang membuatku sangat bernafsu ialah ketika ia menjulurkan lidahnya sambil menggigit-gigit bibirnya. Aku langsung menerkamnya dan menariknya ke tempat tidur. Kubuka kancing bajunya satu demi satu dan juga roknya sehingga ia hanya memakai BH dan CD saja. Betapa indahnya pemandangan pada saat itu, apalagi BH dan CD yang dipakai Kim Chi jenis BH dan CD yang transparan atau tembus pandang. Aku bisa melihat puting dan juga vaginanya secara samar-samar. Aku langsung menuju ke buah dadanya yang sangat menggiurkan dan menanggalkan BH yang dipakainya.

“Wah.. Indah sekali buah dadanya.. Begitu putih dan mulus.. Padat berisi sekitar 34-B. ” Dengan puting yang sangat imut dan masih berwarna merah jambu. Langsung saja kuciumi dan kujilati buah dadanya yang sangat lezat itu. Aku juga menyempatkan untuk menggigit putingnya yang ternyata begitu kenyal dan nikmat. Ia mendesah dengan hebatnya,

“Aaah.. Ooohh.. “, sambil menarik-narik rambutku.

Setelah puas mengulum buah dadanya, aku pun turun ke perutnya. Kembali kuciumi dan kujilati perutnya itu. Ia menggelinjang karena kegelian dan semakin menarik rambutku. Aku turun dan turun hingga ke vaginanya. Kuarahkan lidahku ke clitorisnya dan memainkannya seenakku. Kim Chi pun kembali mendesah sembari menarik rambutku, namun kali ini desahannya begitu keras,

“Oooh.. Aaah.. Andri.. Oh yeah.. Aaah.. Jangan berhenti.. “

Desahannya tersebut membuatku semakin bernafsu, membuatku mempercepat permainan lidahku pada clitorisnya. Ia pun mendesah lagi dan nampaknya akan segera menyemprot. Dan betul dugaanku, cairan asin menyemprot ke mukaku yang sedang menjilati vaginanya. Kim Chi pun kelihatan lemas sekali setelah kulakukan foreplay pada dirinya.

Namun demikian, aku tidak ingin sampai di situ saja. Aku menyuruhnya untuk mengulum penisku. Ia pun menurut dan langsung menggenggam penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

“Oh yeah.. Oohh.. Chi.. Oooh.. Nikmat sekali..”

Ia begitu pintar memainkan penisku. Diputar-putar, dijilat-jilat, terus dicelupin ke mulutnya. Bukan hanya itu, ia juga bermain dengan kedua bijiku.

“Pintar sekali ini cewek..”, ujarku dalam hati. Ia menyedot dan juga menjilati kedua bijiku dengan variasi yang berbeda.
“Oooh.. Oooh.. Oh yeah..”
Aku pun akhirnya keluar dan menyemprotkan semua spermaku ke dalam mulutnya. Karena baru pertama kali melakukan ini, Kim Chi menelan habis semua spermaku. Ia merasa jijik dan ingin muntah setelah menelan semuanya. Aku hanya bisa tertawa melihat ekspresi wajahnya yang begitu polos dan lugu.

Setelah cukup lama berbaring di atas ranjang, Kim Chi pun menyuruhku mengantarnya pulang, apalagi hari sudah hampir malam dan orangtua Kim Chi pasti mencarinya. Akan tetapi, aku belum mengijinkannya untuk pulang.

“Chi, kamu mau ke mana? Jangan buru-buru.. Aku masih ada satu lagi hadiah ulang tahun buat kamu..”

Ia pun heran dan bertanya-tanya. Aku hanya menyuruhnya menutup matanya saja.

“Inilah kesempatanku untuk merasakan vaginanya dan menghilangkan keperawanannya.. “, bisikku dalam hati.

Dan tanpa basa-basi, aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Kim Chi pun kaget dan membuka matanya, ia mau melepaskan diri dan menghindar. Tapi aku menahannya dan membisikkan arah telinganya,

“Chi.. Kamu jangan takut.. Apa pun yang akan terjadi, aku tetap sayang sama kamu dan akan bertanggung jawab..”

Kim Chi pun hanya dapat menangis kesakitan ketika kumasukkan seluruh batang penisku ke dalam vaginanya. Dan di situ juga, kusaksikan darah mengalir dari liang vaginanya. Aku telah menghilangkan keperawanannya.

Kurasakan dinding-dinding vaginanya yang begitu hangat menjepit penisku. “Oooh.. Aaahh..” Nikmat sekali rasanya. Kim Chi hanya dapat menangis dan menangis, karena keperawanannya telah hilang. Aku pun kembali mengecup keningnya dan berkata,

“Chi.. Aku nggak akan meninggalkan kamu.. Aku akan bertanggung jawab.. Kamu jangan nangis ya..” Ia mengangguk dan menurut saja.

Keesokan harinya aku mengantar Kim Chi ke rumahnya. Setelah itu aku berkata padanya kalau aku enggak akan ninggalin dia. Tapi aku berbohong, aku belum siap untuk semua ini. Aku belum siap menjalin hubungan seperti ini.

Aku pun berbohong kepada Kim Chi dan mengatakan kalau aku akan balik ke Indonesia dan tidak akan kembali lagi. Ia mencoba menelponku dan juga mengSMSku. Tapi aku sudah terlanjur membuang kartu telponku dan menukarnya dengan yang baru. Aku pun pindah ke kota lain, kota yang jauh dari Kuala Lumpur, kota yang jauh dari Kim Chi.

Aku begitu menyesal dengan apa yang telah terjadi. Tidak kusangka nafsu seorang pelajar kelas 3 SMU yang berlebihan, bisa menghancurkan masa depan seorang gadis yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP. 2 tahun telah berlalu, dan aku pun tidak mengetahui kabar terbaru dari Kim Chi. Aku harap dia baik-baik saja.

Kisahku memang kampungan dan terlampau kuno. Tapi aku baru sadar, nafsu yang terlalu berlebihan tidaklah baik. Melakukan hubungan sex dengan gadis Korea memanglah nikmat, dan kuakui itu memang cita-citaku dari dulu. Tapi akibat nafsuku yang berlebihan itu, semuanya menjadi begitu fatal.

TAMAT

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Anak Temanku

$
0
0

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Anak Temanku

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Anak Temanku – Cerita sesk terbaru yang saya berikan ini sebenarnya adalah pengalamanku ketika lagi ada bisnis dengan teman lamaku yang sekarang sudah menjadi bos besar yang mempunyai banyak perusahaan. Simak kisah cintaku ini yang sungguh sangat menarik perhatian banyak orang yang belum tentu kalian mengetahuinya.

Pada suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

Setiap aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah. Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman.

Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai 1 film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD bokep. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka.

Aku pun tergesa-gesa intuk mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD bokep di bawah karpet.

“Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.
“Eh, tolong dong bayarin Bajaj… uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.” Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.

Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan.

Dia memandang kepadaku dan tertawa geli.

“Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.” Gugup aku menjawab,
“Rina… kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
“Aahhh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat… cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.” Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton.

Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah. Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan… astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga… jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku. Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah.

Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
“Ah, gampang! Semut lagi push -up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian… putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?” Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“Yang bener… Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
“Aahhh… Oom Ryan ngeledek..!” Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku.

Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan… tersandung! Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya.

Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

“Uuuuuuhh… mmmhhh…” Rina menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya. Aahhh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos! Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina.

Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehhhhh… mmmaaahhh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.

Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.

“Ooohh… aduuhhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras. Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah -engah, matanya terpejam.

Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai -belaikan di pipi Rina.

“Mmmhh… mmmhhh… ooohhhmmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.

Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya. Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.

“Ohhmm, mam… msuk… hhh… msukin… Omm… hhh… ehekmm…” Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah – desah.

Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil. Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha.

Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya. Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku.

Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.

“Aduhhh… ssshhh… iya… terusshh… mmmhhh… aduhhh… enak… Oommm…” Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku.

Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jarijariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak. Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa -sisa kenikmatan orgasme.

“Aduh, Oom… Rina lemes. Tapi enak banget.” Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus.

Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang. Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan… kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme,dan Rina… entah berapa kali.

Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah. Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku.

Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

Cerita Sex Aku Rela Agar Tak Buka Mulut

$
0
0

Aku Rela Agar Tak Buka Mulut
tumblr_ntwk52uVQi1tw9rxuo2_r1_540
Aku adalah mahasiswa senior di salahsatu universitas di bogor..aku dan gank ku sengaja aktif di himpunan mahasiswa jurusan..tapi maksud kami adalah..sperti biasa,nyari barang bagus adek angkatan..tapi sial,slama hampir 3tahun aku pun belum mendapatkannya..namun ada yg aku suka dan selalu aku jadikan bahan onani ku tip hari..sebut saja namanya MITA..namun sayang dia udh dluan diembat salah satu teman gank ku yg brnama dodi..wlopun mreka ga pacaran krna alasan mita ga mau krna udh punya pacar..jadi dia dan teman gank ku cuma TTM aja.
Mita ini adalah typeku bgt..mungil,manis,susu ga tlalu besar,bokong nyembul..mantap pokoknya..pernah suatu ketika dikampus aku berjejeran dgn nya dan tak sengaja menyenggol susu nya..””eh mit ..maaf kataku” dan trnyata dia ga marah &cuma blg “iih bikin kaget aja,iya deh gpp” katanya..
karna temanku yg jd gebetannya lg sibuk ngurus skripsi,jadi mreka jarang brtemu..ksempatan ini pun ku manfaatkan.. Makrab kampus tahun ini pun kujadikan waktu tuk exe..
Karna kami panitia,kami pun berangkat lebih awal..aku tawari dia tuk boncengan dgn ku,dan trnyata dia pun mau..slama diperjalanan beberapakali susunya menyentuh punggungku..ooh kenyal terasa..malam nya ketika acara api unggun..aq pun memisahkan diri dari acara..akhirnya ku temukan sbuah tmpat sepi di semak semak yg jauh dari sekumpulan teman2 kampus..aq coba sms mita dgn alasan ada yg ingin aku bicarakan..dan tak lamakmudian dia pun menyusul..
“ada pa mas kok ngjak ktemuan?,dtempat serem gni pula.” katanya
“sini deh”,aku coba merangkul pundaknya..slama ini aku naksir tau gak ma kmu..kataku
dia pun menyahut “iiih apa2n sih..mita kan dah punya pacar”
“trus si dodi gman dong?” tanyaku
“o mas dodi..cuma selingan aja kalee” katanya
akupun mulai mengancam.. “hei,aku bisa kok kpan aja ngadu ke cowokmu tentang hbunganmu ma dodi” kataku..
“iih jgn dong,ntr bsa brabe” katanya
lalu masih dalam posisi merangkul pundaknya,jari@ku kugesek gesekkan di susunya sambil brkata “yudh klogtu,pilih aku ngadu ke cowokmu apa ijinin aku ngrasain tubuhmu”
sambil sedikit meronta dia brkata..”iih mas apa2n sih mita gak mau aah”
malihat responnya akupun membekapnya sambil menutup mulutnya dgn jariku sembari ku ancam “klo kamu ga mau aku entotin,aku ksih tau cowokmu tentang hbunganmu dgn dodi..aku punya copy an foto kalian di laptopku”
dia pun hnya brkta hmm.hhmmkrna mulutnya ku bekap..aku teringat kata dodi klo mita ini mudah terangsang,krna dlu dodi smpat brcerita klo baru 1kali kissing smbil di remas susunya mita cuma diem smbil mendesah..tapi sayangya ga mau ML kata dodi..dgn cerita trsebut aku coba praktekkan..ditengah tengah ronta an nya aku pun sdikit menggesek gesekkna kontolku ke bokongnya yg montok,smbari tangaku yg satunya menggesek gesekkan memeknya yg masih tertutup celana jins ketat..
Benar sajaaa..skitar 4menita aku mencoba,pelahn lahan ronta an nya melemah..malah terkadang tnpa dia sadari kudengar lirih rintihannya menahan nikmat..
“gimana?,masih ga mau?,mau aku adukan ke cowokmu?,aku juga bisa bkin kmu pingsan lalu ku telanjangi kmu,lalu kusebarkan ke sluruh kampus???” ancamku
“mita pun mnjawab dgn gelengan kepala”,krna mulutnya masih aku bekap..dan perlahan kmudian ku lepaskan..
“baik mas,mita mau..tapi pliss jgn blg cowokku..”
“nah gtu dong” jwabku
Segera ku buka kaosnya ke atas dgn sdikit kasar..terlihat remang2 susu nya yg mungil..segera kumainkan..ku hisap,,jilat jilat..
mmhh..mmhh..trdengar rintihan mita menahan nikmat bercampur takut..
stelah puas aku hajar susu dan pentilnya,akupun sgera membalikkan badannya sembari melepas kancing jeans nya dari belakang..mita pun hanya terdiam smbil sdikit
membungkunk..memudahkanku memerotkan celana nya hingga sebatas lutut..terlihat samar2 celana dalamnya berana hitam dgn sdkit renda2 dan berterawang tipis di beberapa bagian..
ku gesek gesekkna jariku..aahh aahh..mas pelan pelan..katanya
“emg kmu masih perawan?” tanyaku
dia pun mnjawab “mita udh ga perawan mas..mita dah sering bgt di entot ma pacar mita”
Tanpa menunggu lama akupun sgera memelorotkan celana dalamnya..dan waaw..emg bner..memek mita udh kliatan bgt klo sering di entot..udh lebar..bibir vagina nya pun sudah menghitam dan melebar kesamping..tapii aah tak apalah pkirku..
lalu kujilat jilat i habis memeknya..terasa aroma amis bercampur hangat memenuhi lidahku..
aaah..aahh..aah..mita mendesah..dgn segera aku berdiri dan berbisik padanya “nikmati aja sayang..kluarkan smua kata2mu yg bikin kmu terangsang”,lalu kembali aku menuju ke memeknya yg udah basah..krna kujilati..
Kulepaskan celanaku smpai se dengkul..Sini basahi dulu kontolku mit..pintaku..mita pun segera menurut smbari jongkok..bleess..dimasukkan nya seluruh kontolku ke mulutnya..ooh nikmat sekali..mita memajumundurkan mulutnya yg penuh dgn kontolku, smbari memainkan lidahnya didalam mulutnya
Tiba2 handpone mita berbunyi..diangkatnya telfon tsb..dan trnyata temannya yg menelpon..khawatir dia ngadu,akupun segera menarik handpone nya dan kumatikan..
lalu kujambak rambutnya agar dia kmbali berdiri..lalu kubalikkan badannya sambil kudorong punggungnya,shingga kini posisi mita membungkuk dgn tangannya berpegangan pada batang pohon didepannya..
Tanpa basabasi,bleeesshh..kumasukkan seluruh kontolku ke memeknya..ooh nikmat sekali..hangaat..walaopun udh ga rapet lg,,dan terasa longgar..
“aaah..mass sakiit..periiihh”,katanya..lalu kusodok sodokkan kontolku ke memeknya dgn tempo sedang..trnyata benar kata dodi..mita mudah horny..krna baru beberapa tusukkan saja dia sudah mendesah..bhkan perlahan dia tak menyadari klo bokongya ikut menggoyang goyangkan kontolku..malah dia sampai meracau racau “aah ,ass..enak mass..tadi perih krna punya pacar mita ga segede ini..aahh aahh..terus maaass.” pinta nya
akupun juga penasaran dgn rasa lubang pantatnya..segera kucabut kontolku dan mengarahkan nya ke anus nya..
“eh eh mass masss..jamgan..mita ga mau klo disitu..di memek aja mas..tolong mass.jgn”,krna mukanya yg memelas aku pun mengurungkan niatku menyodomi anusnya..
15menit kira2 kutusuk tusuk memeknya yg udah banjir..dan ditengah tengah rintihan nya..mita berkata “mas..udah mas..mita udh kluar dua kali..udh perih bgt mas” katanya..waw benar2 mudah terangsang ni anak pikirku..diam2 udh muncrat 2kali..akupun sgera menuntaskan permainan ini..ah aah lenguh ku.mita imuut..mas mau keluar nih..mndengar prkataanku..tiba2 mita meronta seakan ingin melepas tusukan kontolku di memeknya smbari brkata.. “eh mas..jangaan//jgn didalem..nanti mita hamill,,mita ga mau hamil mas..”,aku pun merespon “crewet kmu..yudh sini di mulut aja” kataku.. “aah aah..ga mau..mita belum prnah mas..mita jijiik” katanya..tapi krna kburu dah mau kluar sgera kucabut kontolkuku dan memaksanya jongkok..mita pun menggeleng gelengkan kepalanya smbil menutup erat mulutnya..akupun tak kuasa menahan..sdikit tamparan mendarat di pipi mita yg membuat mulutnya terbuka..langsung saja kuhujamkan dimulutnya..croott croot..sluruh spermaku muncrat didalam mulutnya..beberapa tetes mengalir melalui sela sela mulutnya..segera kucabut kontolku..dan benar saja..mita langsung mual dan muntah muntah.. Lalau kami pun menaikkan celana kami masing2 dan berjalan bersama menuju ke acara makrab lagi..dan sejak saat itu,aku sering meminta jatah ke mita..entah itu di kosku,bahkan klo aku udh ga tahan..dikamarmandi kampus pun jadi..dan dengan ancaman yg sama..
TAMAT

Cerita Dewasa Guruku teman seks ku

$
0
0

Foto Abg Lagi Ngentot Memek Dan Anus Dari Belakang Guruku teman seks ku2Guruku teman seks ku

Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu..

Sehari sesudah permainan histerikku dengan Atika, mbak Eva menemuiku. “Atika told me what you did to her yesterday..” Kata-kata singkat itu di ucapkan dengan nada bergetar menahan emosi. Aku betul-betul lemas mendengarnya.. yah.. kejadian juga.. bisa-bisa malah aku kehilangan mbak Eva karena perbuatanku ini.. Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan Atika dalam pembicaraan ini yang akhirnya membawa kami bertiga pada suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami. Mbak Eva, Atika , dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya, tanpa basa-basi, tanpa maksud terselubung.. luar biasa !! keterbukaan ini, ajaibnya, membuat perasaan kasih sayang diantara kami semakin kuat. Akhirnya kami sepakat, bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva, 1 hari kosong, 2 hari berikutnya untuk Atika, dan 2 hari sisanya kosong. Karena hubungan kami ini murni hubungan sexual, maka sengaja kami masukkan hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat. Tapi ya… dalam praktek sih.. itu terserah aku.. kalau aku sedang mood untuk permainan kasar.. ya aku temui Atika.. kalau sedang mood permainan lembut.. ya aku temui kakaknya.. GILA ! Ini memang pengalamanku yang paling gila !! But its REAL !!!

“Buka mulutnya dong mas Rafi..” Maria menyodorkan sepotong kue ke mulutku. Aku menyambutnya sambil pura-pura menggonggong sehingga membuat anak gadis mbak Eva itu tertawa geli melihat tingkahku. Hari ini genap sudah sebulan aku tinggal di keluarga mbak Eva. Seminggu terakhir ini load pekerjaanku agak berkurang sehingga hari-hari ‘kosong’ ku selain kupergunakan untuk memberi kepuasan ‘extra’ pada mbak Eva dan Atika (‘kan hari ‘kosong’ mestinya istirahat..), juga kupergunakan untuk mengenal Maria lebih dekat. Anak gadis yang semula kutaksir berusia 18 tahun itu ternyata berumur 21. “Mama memang kawin muda.. dia melahirkan Ria ketika berumur 19 tahun..!! Hebat ya ?” Katanya ketika kutanya usia sesungguhnya. Ya, aku tahu kalau mamamu hebat Maria.. mamamu dan tantemu adalah wanita-wanita yang hebat di atas ranjang.. hebatnya lagi, mereka bisa menutupinya darimu….”Kalau kamu sendiri gimana ?” tanyaku memancing “Yaaa.. yang penting kuliah selesai dulu.. tapi, ngga juga sih.. namanya juga jodoh.. kita ngga pernah tau.. kalau besok tiba-tiba datang seorang pangeran tampan yang kaya raya dan baik hati lalu melamar Ria ? Masak nolak?” “Kalau gitu kuliahnya ngga selesai dong..””Lho mas ini gimana, ya kasih syarat dong.. boleh kau melamarku tapi biarkan aku menyelesaikan studi ku.. gitu looo..” Maria memang anak yang sangat cerdas. Buktinya tahun depan ia akan meraih gelar insinyur di IPB. Dengan pengetahuannya yang luas ia selalu menjadi teman diskusi yang menyenangkan ditambah lagi dengan sifat keibuan dan perhatiannya yang tinggi pada orang lain, membuat Maria menjadi sosok ideal bagi setiap pria untuk dijadikan seorang pendamping hidup.. Oh satu lagi.. soal fisik ! Tubuh Maria adalah kombinasi antara mbak Eva dan Atika. Tubuhnya tinggi semampai, ukuran buah dadanya persis seperti ibunya dan jauh lebih kencang dan ketat, maklum… perawan. Gadis ini juga mempunyai hobi mengkoleksi BH yang bentuknya aneh-aneh… entah dari mana didapatnya itu.. Seperti saat ini karena ia mengenakan kaos komprang bergambar Tweety favoritnya maka bila lengannya diangkat, maka terlihatlah buah dadanya yang besar itu dibalut oleh BH nya yang bermodel bikini dimana cupnya berbentuk sarang laba-laba sehingga kulit buah dadanya yang putih itu dapat terlihat. Putingnya ditutup oleh gambar seekor laba-laba kecil. Bila sedang bercerita dengan semangat, tampak gundukan besar itu bergoyang-goyang. Wuih.. syurr juga aku dibuatnya. Urusan wajah, Maria lebih mirip ayahnya yang asli Solo. Kalau dicari bandingannya raut wajahnya bisa dimirip-miripkan dengan Widi AB THREE. Hanya saja, hidung Maria lebih mancung dan tubuhnya lebih tinggi dan seksi. Secara keseluruhan, Maria jauh lebih menarik dibanding Widi. Terus terang, aku betah duduk berlama-lama di dekatnya..

“So, gimana Fi ? Bisa ngga kamu nganter si Ria survey ?” mbak Eva bertanya seraya memberikan piring penuh dengan nasi hangat kepadaku. Sore itu aku ia mentraktir seluruh keluarganya karena mendapat promosi menjadi direktur program di kursus bahasa Inggris tempatnya bekerja. “Iya mas, Ria harus survey tentang pola tani di daerah perbukitan. Ini juga baru survey lokasi kok.. belum penelitiannya.. jadi paling lama cuma makan waktu 2 hari..” Seekor kucing kelaparan tentu tak akan menolak diberi ikan asin. Dan bagiku, Maria adalah ikan kakap !! “Sure.. ngga masalah.. kapan kita berangkat ?” Tanyaku enteng.. “Gimana kalo malam ini juga mas…” “Malam ini ?” seruku bersamaan dengan Atika. Mbak Eva tak kuasa untuk menyembunyikan senyumnya. Ia mengerti, karena malam ini seharusnya aku adalah ‘jatah’ Atika. Dan hari Senin, suami Atika akan pulang dari Dubai. “Iya, malam ini, supaya Minggu sore kita sudah sampai lagi ke Bogor.. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian mas Rafi.. Senin kan harus ngantor… gimana mas ?” Maria memandangku dengan kerlingan mata bundarnya yang indah.. “I don’t mind.. lets go then..” jawabku seraya melirik Atika. Istri kesepian itu tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Alisnya mengkerut, bibirnya merengut, dan matanya menatapku kesal. Well.. I am sorry my dear.. keliatannya aku harus mengecewakanmu nanti malam…

Aku berjalan sambil menggendong ransel tentara di pundak. Aku dan Maria tengah menyusuri sebuah sungai yang terletak 60 km di selatan Bogor. Kami sedang bersiap-siap melintasi sungai itu untuk mencapai desa Batu Sumur yang terletak di areal yang berbukit-bukit. Dari deskripsi yang diberikan oleh dinas pembinaan desa Pemda Jawa Barat, desa tersebut tampaknya ideal untuk proyek penelitian akhirnya Maria. Masih terngiang bisikan mbak Eva ketika melepaskan kepergian kami “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Saat itu aku hanya tersenyum.. dan aku bersyukur bahwa I don’t give my word to Eva, karena semakin lama berdua dengan Maria, semakin sexy penampilannya dimataku.. (dasar mata keranjang… susah..!!) “Wah, jembatan kayunya masih 2 km lagi dari sini mas..” Ria menunjuk lokasi jembatan itu di peta “Tapi jembatan tali sudah keliatan.. tuh dia..” Gadis manis itu menunjuk ke sebuah jembatan darurat terbuat dari tali tambang yang disimpul erat. Kuperhatikan wajah manis yang menggunakan topi tentara, kemeja lapangan berwarna coklat, dan celana pendek komprang dengan warna yang sama. Kemeja itu tak dapat menyembunyikan keindahan tubuhnya. Di bagian dada tampak kancing-kancingnya agak tertarik karena desakan dua buah dadanya yang besar itu (kutaksir sekitar 36..). Namun karena badannya yang tinggi (sedikit lebih pendek dariku yang 176 cm..) bentuknya jadi proporsional.. dan indah…. titik-titik keringat berkumpul di ujung hidung mancungnya.. bibirnya yang mungil nampak kering oleh panasnya udara.. kain di sekitar ketiaknya basah oleh keringat. Aku memandang jembatan tali itu dengan agak kawatir.. “Apa kuat menahan beban tubuh kita ? Apa tidak sebaiknya kita pergi menuju ke jembatan kayu ?” tanyaku sambil melihat potongan ilalang dan bercak tanah merah yang menempel di betis dan pahanya yang mulus itu. “And walk for another 2 Kilo ?.. hmm.. mas Rafi..sebentar lagi kayaknya mau hujan deh.. jadi kita harus cepat-cepat, no risk no gain..” katanya sambil tersenyum. Benar juga. Soalnya dari sungai itu kita masih harus jalan 5 km lagi untuk sampai ke desa. Tampak tangannya membuka kancing kemejanya yang ke satu dan kedua.. sehingga putihnya gundukan besar buah dada itu terlihat olehku. Udara mendung sore itu semakin terasa gerah saja.. “Ok kalau begitu biar aku dulu yang nyeberang.. baru kamu.. sungainya juga keliatan ngga terlalu dalem kok.. ” kataku seraya menapakkan kakiku di jembatan tali itu.. Aku merayap perlahan-lahan.. memang tali itu sangat kokoh sehingga kekhawatiranku berkurang.. “Mas.. Ria juga naik ya …. talinya kuat kan.. ” Tanpa menunggu jawabanku, gadis bertubuh tinggi sintal itu mulai merayap di belakangku.. tali mulai bergoyang-goyang.. ingin aku berteriak untuk menyuruhnya kembali, namun kuurungkan karena kawatir ia terkejut.. geraknya semakin cepat ke arahku yang masih menunggu.. tiba-tiba kaki gadis itu tergelincir… badannya yang dibebani ransel kehilangan keseimbangan dan.. “Mas.. AAAAAAAAIII… ” BYUUURRRR.. Maria tercebur ke dalam sungai berwarna coklat itu.. Aku terkejut melihat gadis itu menggapai-gapai.. My GOD..Maria rupanya tidak bisa berenang !! Tanpa pikir panjang kulempar ranselku dan terjun ke sungai. Tanganku memeluk lehernya dari belakang dan kuseret ke sisi tujuan kami. Tubuh Maria terasa berat karena ia masih membawa ransel. Maria megap-megap dengan wajah pucat karena terkejut. “Ngga apa..ngga apa..its OK.. you’re save now..” Kataku sambil memeluk erat tubuh sintal Maria.. wouww.. dalam suasana panik seperti itu masih juga dadaku terasa berdesir.. benar-benar montok tubuh perawan ini terasa dalam pelukanku.. dengan spontan kucium keningnya untuk menenangkan Maria yang masih pucat dan gemetar karena kaget. Tetesan air dari langit perlahan mengetuk-ngetuk muka kami.. dan dalam 1 menit hujan turun dengan lebatnya diikuti oleh kilat yang menyambar.. What a day… aku melepaskan pelukanku dan menyapu sekelilingku dengan pandangan.. ahhhh thank god, kuliat sebuah gubuk kira-kira 200 m di depan kami. “Maria.. disitu ada gubuk” kataku riang “ayo kita kesana..” kuangkat tubuh gadis itu dan kupapah menuju gubuk itu. Gubuk itu rupanya tak berpenghuni. Perfect! lalu kubuka ransel Maria. Hanya ada bivak untuk bermalam dan kaleng makanan dan minuman.. shit.. pakaian kering ada di ransel satu lagi yang kulepaskan ketika terjun ke sungai.. dan ransel itu seingatku juga tercebur ke dalamnya.. ya nasib.. akhirnya ku bentangkan bivak sebagai alas duduk, dan kududukkan Maria di atasnya “ahhhh…” terdengan gadis itu menghela nafas lega seraya tersenyum “mas Rafi.. thanks ya Ria udah ditolongin…” Aku balas tersenyum “its OK non.. lain kali lebih hati-hati ya ..?” Lalu kubuka bajuku dan menggantungnya di tali jemuran tua yang masih ada di dalam gubuk itu. Maria memandang tubuhku yang cukup atletis itu terlihat pandangannya menyapu perlahan dari otot leherku.. otot dadaku yang bidang.. otot perutku yang berbentuk kotak-kotak kecil…. pusarku yang mulai ditumbuhi bulu.. semakin kebawah.. dimana bulu-buluku makin lebat… kebawah lagi… dan berhenti di tonjolan di balik celana pendekku … Aku agak kikuk juga melihat penisku yang berdiri karena udara dingin. Apalagi sambil dipandangi oleh mata cantik milik Maria itu. Entah apa yang dipikirkannya… tiba-tiba kulihat Maria terbelalak melihat pahaku “adduhh mas.. ada LINTAH !!” serunya sambil bangkit dan mendekat ke pahaku. Akupun panik dibuatnya. “sebentar mas.. jangan bergerak.. ini ada satu.. dua..” lalu dengan serius ia berputar ke belakang, ke depan lagi.. tangannya tanpa sadar menyingkapkan celanaku yang cukup longgar semakin ke atas..”nah.. ada satu lagi mas..hhhhh” mendadak ia seperti hendak tersedak ketika matanya tertumbuk pada CD ku yang basah kuyup sehingga tak kuasa menutupi testis dan batang penisku yang jelas tercetak di kain basah itu. Mungkin seumur hidup, perawan itu baru sekali ini melihat testis dan batang penis yang tengah berdiri tegak itu.. Aku yang masih memusatkan perhatianku pada lintah-lintah di pahaku itu dengan polosnya membuka celana pendekku dan memelorotkannya ke lantai “Ria.. tolong liat lagi apakah masih ada lintah yang nempel di kakiku ?” Mata Maria makin terbelalak, karena kini terlihat benar bentuk batang penisku yang tengah berdiri itu dari luar CD basahku.. bahkan belakangan baru kusadari kepalanya yang laksana helm perang dunia II itu menyembul keluar mengarah ke pusar. “Emmm.. emmmm.. ngga deh mas.. cu..cuman tiga..” jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. Aku masih juga belum ‘ngeh’ akan situasi yang sebenarnya bisa menjadi ‘opportunity’ … masih dengan naifnya aku berkata pada anak mbak Eva itu “Ria.. jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel.. sebaiknya kamu periksa dulu..” Mendengar itu Maria langsung berdiri dan bergegas membuka kemeja basahnya. Dibukanya kancing kemejanya yang ketiga.. (belahan buah dadanya semakin jelas..) keempat.. (buah dadanya sudah terlihat lebih jelas.. putih warnanya di bawah cahaya matahari menjelang senja..) dan terakhir..Maria membuka bajunya dengan kedua tangannya ke samping.. di saat itulah aku melihat kedua buah dada besar berukuran 36 itu menggelantung menantang untuk di jamah. Dan BH nya… my god… model BH nya..!!! Maria menggunakan BH berwarna merah dengan bentuk bikini yang talinya hanya selebar 1/2 cm !! Tapi yang membuat kepala penisku semakin menyembul dari CD ku adalah penutup putingnya yang terbuat dari bahan transparan berbentuk bibir Mick Jagger. Akibatnya, mataku dapat melihat dengan jelas puting berwarna coklat kemerahan itu berdiri tegak di tengah dinginnya hujan. Karena terburu-buru melepaskan, pakaian Maria tersangkut di kedua sikunya di belakang punggungnya. Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya untuk bisa segera terbebas dari belitan bajunya. Akibatnya, buah dadanya bergeletar dan bergayut ke kanan dan ke kiri. Getarannya persis seperti getaran puding besar yang diguncang piringnya. Aku mulai terangsang melihat gadis setengah telanjang itu menggeliat-geliat di hadapanku. Kembali terngiang pesan ibunya di telingaku.. “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Kembali kulihat buah dada besar dengan putingnya yang bergelayut itu… Ou what the hell… kuhampiri tubuh mulus itu dan kuputar sehingga ia membelakangiku “Sini kubantu Ri..” tanganku menarik bajunya hingga terlepas. “Sorry Ria.. ini supaya cepat..” kutempelkan dada dan perutku di punggungnya yang polos itu.. kujulurkan tanganku seakan memeluk perut depannya.. dan tanganku membuka celana pendek komprangnya dan dengan cepat menurunkan resleting. Ketika resletingnya sudah mencapai dasar dengan sengaja kutekan resleting itu bersama jari-jariku ke selangkangannya “Ahhhh… mas Rafi…” desahnya sambil melirik ke belakang dengan pandangan merajuk. Saat itu praktis aku memeluk tubuh perawan itu dari belakang. Bagian depan tubuhku kutempelkan ke punggungnya. Penisku yang semakin besar itu dengan tenangnya berlabuh di belahan pantat Maria yang sekal itu.. Gadis itu rupanya merasa bahwa penisku menempel di belahan pantatnya tiba-tiba aku merasakan bahwa Maria sengaja menggerakkan otot pantatnya sehingga kedua buah pantatnya bergerak menjepit penisku.. aaaawww.. nikmatnya… yess keliatannya gadis ini sudah mulai terpengaruh suasana… saat itu pipi kananku menempel di kuping kirinya. Dari balik punggungnya kulihat ke bawah buah dadanya yang besar dan ketat itu berbentuk kerucut dengan putingnya yang sudah menonjol.. entah karena dingin… atau karena suasana… “Ria..” bisikku dengan serak.. “jangan panik ya.. di dada sebelah kiri kamu ada lintah.. Ria tercekat.. dengan raut muka ketakutan ia memandang buah dada kirinya dan..”Iiiiiiih… mas… jijik.. buangin dooongg..” “ya..ya.. biar aku periksa dulu lainnya.. supaya yakin ada berapa lintah yang ada di tubuh kamu..” Akupun melepaskan celana pendeknya, sehingga saat itu.. kami dua orang anak manusia berlainan jenis, berpelukan dengan hanya memakai pakaian dalam. Bentuk CD Maria lagi-lagi lain dari pada yang lain.. bentuknya sih standar.. tapi di daerah vaginanya ditutupi oleh kain bermotif jaring, sehingga otomatis dari jaring itu keluarlah bulu-bulu keriting yang sangat lebat itu.. nafsuku sudah naik ke kepala. Aku sudah tak peduli dengan pesan-pesan ibunya… di dalam pikiranku sekarang cuma ada satu kata.. “Perawani !!”. Tanganku mulai meraba-raba punggungnya dari atas.. ke bawah…melewati pinggang.. pantat… buah pantat kanan.. “mas…apa ngga bisa dilihat aja ? kalau diraba kan geli..” ujarnya tersenyum.. belum juga bisa kutebak senyum itu.. apakah artinya.. teruskan… atau..stop..!! “biar yakin aja Ria.. ” kataku sambil meneruskan rabaanku ke buah pantat kiri.. lalu kutelusuri belahan pantatnya ke bawah.. melewati anus.. terus ke selangkangan.. dan kutekan tanganku di vaginanya “Aaaaaa.. mas Rafi aaa.. tangannya kok nakal.. nanti Ria marah nih..” Lagi-lagi anak mbak Eva itu melirikku dengan pandangan merajuk.. kuputar lagi tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, kemudian aku berjongkok dan kulihat ada 2 lintah menempel di paha bagian dalam kiri dan kanan.. bener-bener hebat lintah-lintah itu.. tau benar dia tempat-tempat strategis untuk menghisap darah.. tak lupa aku memandang ke arah selangkangannya yang hanya tertutup jaring itu sehingga tampak jelas segunduk daging gemuk yang ditutupi bulu-bulu keriting nan lebat itu. Maria melihat tingkahku itu dan dengan segera menutupinya dengan jari tangannya..”mas Rafiiii… kok malah ngintip sihh.. mbok tolong buangin lintahnya.. nanti Ria bilangin mama lo..” rajuknya dengan manja. “Oke..Oke.. begini caranya… lintah ini akan kita taburi garam.., lalu kita buang.. begitu sudah lepas.. sebaiknya bekas gigitan lintah itu kita sedot dan buang darahnya ke lantai supaya tak ada racun yang masuk.. is that clear..?” Ria mengangguk mendengar penjelasanku yang — terus terang — cuma didasari oleh logika “ngeres” itu. Aku mengambil garam yodium di ransel Maria, dan mulai kutaburi di lintah yang menempel di dada kirinya.. “Ria .. sorry.. bisa dibuka BH nya semua ? aku takut kalau lintahnya lepas malah jatuh ke dalam cup BH.. bisa berabe nanti.. ” Ria mengangguk menuruti permintaanku yang ditunjang mimik serius itu.. ia menjulurkan kedua tangannya ke belakang punggung dan… tassss.. terlepaslah kedua buah dada cantik itu dan bergelayut dengan menantang. Begitu dekatnya mataku sehingga aku bisa melihat urat-urat birunya di sepanjang buah dada itu. Tangan kananku memegang buah dada kirinya, mengangkatnya.. “sssss… mau diapain mas..?” bisiknya mendesis geli..” supaya garamnya ngga kemana-mana..” jawabku seenaknya.. lalu kutaburi lagi lintah itu dengan garam seraya menempelkan jari telunjukku di ujung putingnya.. “mmass..” Maria menatap mukaku dengan mata sayu karena geli.. tubuhnya mulai menggeliat pelan.. beberapa detik kemudian lintah itu menggeliat-geliat dan dengan mudah kutarik dan kubuang…. Maria meringis ketika sedotan lintah itu terlepas.. Lalu kuturunkan mukaku, kudekati bibirku ke bekas gigitan lintah yang berwarna biru itu, lalu perlahan-lahan kujilat.. “perih Ria..?” tanyaku.. “ehhhh.. g..geli..” rintihnya ketika aku mulai mengecup-ngecup dadanya.. mula-mula perlahan.. kemudian sedikit keras.. dan akhirnya kusedot dengan kuat.. “Ehhhhh mmas Rafiii..?!?!?” rengeknya sambil menjambak rambutku.. mungkin maksudnya ingin mencegah.. tapi tak kulihat usaha sungguh-sungguh ke arah itu.. perlahan tapi pasti kuperluas areal sedotanku bukan hanya di bekas gigitan lintah tapi bergeser menuju putingnya..terus.. semakin dekat.. semakin dekat… dan…. “AUUUUUUWWW… !!!”

Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu.., kiturunkan wajahku mendekati selangkangannya.. sekilas kulihat Maria mengangkat kepalanya ingin melihat apa yang akan kulakukan di selangkangannya.. kutempelkan bibirku di paha dalam kanannya.. bukannya kusedot, malah kutelusuri paha bagian dalam itu ke atas mendekati vaginanya. Bau khas vagina perempuan menusuk hidungku.. dan aku sangat hafal.. bahwa ini bau vagina yang sudah banjir !! “Ehhh…hhhhhh…ssssss masss.. ” desisnya sambil menggoyang pinggulnya ke kiri dan kanan. Bibirku sampai sudah di vaginanya. Kukecup CD nya yang sudah basah oleh cairan vagina Maria.. lalu dengan jari telunjukku kukuakkan CD di selangkangannya itu ke samping sehingga tampak belahan vaginanya yang sudah mulai terbuka namun masih tampak sempit itu.. kukecup bibir vaginanya..kunaikkan bibirku ke arah atas dan kutemukan bagian yang menonjol sebesar biji kacang lalu tiba-tiba…….kukecup dan kusedot-sedot..

“AAAAHHH…ssss…MASSS” jeritnya sambil tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil menjambak rambutku untuk menghentikan aktifitasku..”mas..please..MAS RAFI..PLEASE… j..jangan mass.. nanti Ria keterusan… OUUUHHH..” lenguhnya ketika tanpa menghiraukan kata-katanya aku mulai memasukkan dan menggerak-gerakkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menghentikan jilatanku, kuangkat wajahku ke hadapan wajahnya.. kami berdua kini berada dalam posisi duduk…Kaki Maria mengangkang .. sedangkan aku berlutut di hadapannya.. kupandang wajah cantik yang kini tak berani memandang langsung mataku.. matanya hanya memandang bibirku yang semakin dekat ke bibirnya.. semakin dekat dan.. Maria memejamkan matanya.. tangannya naik memeluk leherku.. tanganku memeluk bahunya dan merapatkan buah dadanya ke dadaku..kamipun berciuman dengan mesranya.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk itu.. sesekali kulepas bibirnya dan ku kecup kupingnya seraya membisikkan kata-kata mesra.. “Aku sayang kamu Ria.. kamu cantik sekali..” kemudian kulanjutkan ciumanku dengan kuluman lidahku dalam mulutnya.. Maria ternyata cukup mahir dalam hal cium mencium.. ia melumat habis bibirku dan menjelajah bersih seluruh rongga mulutku.. masih sambil menciumi bibirnya.. perlahan-lahan kubaringkan dan…… kutindaih tubuh sintal Maria dengan tubuh tegapku sehingga buah dadanya yang besar itu serasa hendak pecah tergencet oleh dadaku.. dengan cepat kuturunkan celana dalamku sehingga penisku seakan meloncat keluar dan berdiri tegak mencari tempat berlabuh.. dengan lembut kubimbing tangan kanan Maria ke selangkanganku dan kugenggamkan penis gemukku itu di tangannya. Sambil menggigit dan mengecup bibirku, mata perempuan itu mendelik ketika tangannya memegang raksasa kecil di selangkanganku itu..tangannya secara refleks mulai bergerak maju-mundur..maju-mundur.. my god.. nikmatnya.. betapa nikmatnya kocokan seorang anak perawan yang ibunya pun sering kusetubuhi.. kedua tanganku turun ke pinggang Maria dan dengan cepat menurunkan CD nya.. tiba-tiba Maria meronta, tangannya melepaskan penisku dan berpindah menahan CD nya agar tidak diturunkan.. ia melepaskan bibirnya dari ciumanku dan dengan nafas tersengal-sengal ia mendesah “mas Rafi.. j..jangan mass.. Ria takut keterusan.. Ria takuut… Ria belum siaap…” Aku mengecup kening dan pipinya dengan penuh kasih sayang..”sh..sh..sh..sh..sh…. jangan takut sayang.. ibumu mengalami hal ini 3 tahun lebih dulu dari usiamu yang sekarang.. dan dia ngga menyesal kan?” “Oke..kalau begitu kita akan bermain tanpa mengganggu keperawananmu.. aku akan memasuki hanya kalau kamu minta.. setuju??” Ria tersenyum lega dan mencium bibirku. Tangannya kembali mengocok penisku dan akupun dengan leluasa menurunkan CD nya.. akhirnya… Kaami berdua bergumul dengan penuh nafsu dalam keadaan telanjang bulat… Maria mulai menggelinjang-gelinjang histeris “Ouww..maaaass..maaaasss.. gellliiihhh aouww..” .. terutama bila kugesekkan penis raksasaku ke klit nya. Untuk menambah kenikmatan gesekan itu.. Maria mengangkat kedua pahanya sehingga kepala penisku menusuk-nusuk klitnya yang….ya ampuuun…sudah sangat bengkak itu… tiba-tiba kurasakan hal yang aneh di kedua pahaku…ya ampuuun.. lintah-lintah kurang ajar itu ternyata dengan santainya masih menikmati darahku.. Kuhentikan kegiatanku “Ria.. tolong aku ya?? Tolong buang lintah-lintah di kakiku..” Ria tertawa seraya mendorong badanku ke samping “Ya ampun..mas.. saking asyiknya Ria jadi lupa..” “Kamu ngerasa asyik Ria ?” tanyaku memancing. Mariia tertunduk sambil tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Pernah ngerasain asyik yang seperti ini dengan orang lain ? Pancingku lagi.. c’mon Fi.. cut it out.. it’s none of your business.. tapi aku penasaran mendengar jawabannya.. sambil masih terus menunduk Maria menggelengkan kepalanya.. tampak ia menggigit bibirnya tanda menahan rasa malu.. yessss so I am the first time.. yessss…. to be the first selalu memberikan kebanggaan tersendiri… yesss .. (dasar laki-laki !! first time aja diributin !!). Aku berbaring sambil mengangkang, mata Maria tak bisa lepas dari penis gemukku yang masih berbaring tegak dengan kepalanya yang nyaris menyentuh puser. Tangannya menaburkan garam di tubuh lintah-lintah sialan itu.. dan tak lebih dari semenit, binatang menjijikkan itu sudah pada berjatuhan. Maria melemparkannya jauh-jauh.. lalu langkah berikutnya ? Maria mendekatkan mukanya ke arah selangkanganku perlahan-lahan.. semakin dekat.. semakin dekat.. dan terasa paha bagian dalam kaki kiriku di sedot.. setelah beberapa saat ia berpindah meneyedot bekas gigitan lintah di kaki kananku.. ketika itu kugesekkan penis raksasaku d pipinya ..tiba-tiba ia melepaskan sedotannya lalu membaringkan kepalanya di atas penisku lalu seraya memejamkan mata ia membelainya dengan pipi kanan dan kiri.. seperti sedang menyayangi anak kucingnya.. lalu ia menciumi dan menjilati batang penisku dari arah testis keatas..terus ke atas.. perlahan tapi pasti terus ke atas… sejenak ia berhenti di urat di bawah kepala penisku dan menggigitnya..”Yaaaahhh..ouwww Ria.. enaknya.. belajar dari mana kamu..?” “movie..” jawabnya pendek dan seketika itu juga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengamblaskan seluruh penisku ke dalam mulutnya… sungguh kasihan melihat Maria di saat itu.. ia persis seperti seorang anak yang memasukkan 2 buah pisang ambon ke dalam mulutnya… besar sekali.. Kemudian ia menaikkan kepalanya naik.. turun..naik.. turun.. tiba-tiba naik-turun, naik-turun, kebih cepat lagi..lebih cepat lagi… aku bangkit duduk dan membelai punggung mulus Maria, yang dilanjutkan dengan meremas kedua buah dada besar anak gadis itu terasa benar kenyanya di telapak tanganku..”Mmmmhhh..Emhhhhh…Emhhhhhhh” ia menjerit-jerit sambil terus mengulum ketika kuperas keras-keras kedua buah dadanya… tiba-tiba aku berbaring kembali, namun tubuhku kupindahkan sedemikian rupa sehingga wajahku tepat berada di bawah vaginanya..yess 69 position.. dan… kubenamkan wajahku dalam hutan lebat milik perawan ini.. Aku menjilati seluruh bagian bibir luar maupun dalam vagina Maria.. Perempuan itu menggelinjang-gelinjang dengan dasyat di atas perutku. Ia juga tak menolak ketika kuselipkan lidahku ke dalam vaginanya..semakin dalam.. semakin dalam.. lalu dengan lidah ditegangkan aku menggerakkan mukaku maju-mundur di bawah vagina Maria. Perempuan itu sungguh-sungguh sedang dalam puncak birahinya sehingga ia benar-benar lupa diri.. satu-satunya hal dalam benaknya adalah.. kepuasan seksual.. apapun itu namanya… Kugulingkan kembali Maria, lalu kutindih tubuh sintalnya.. kembali kuciumi kuping dan lehernya.. mata Maria tampak terpejam dan kulihat ia sudah mengangkangkan pahanya seakan menanti sesuatu.. aku agak ragu-ragu melihat sikapnya itu.. tapi tak ada salahnya mencoba.. kuarahkan kepala penisku ke dalam vaginanya. Kutempelkan di pintunya yang sempit itu.. tak ada perlawanan.. hanya rintihan penantian yang menggairahkan.. “mas.terus masss…” aku mulai memasukkan penisku ke dalam vagina sempit itu.. 1 cm..3 cm.. 5 cm.. Maria menggigit bibir.. ia menghayati betul masuknya penisku centi demi centi… 7 cm.. “aaaaahh…..” 10 cm… “aaaAAAHH…” dan…16 cm ..”AAAAAAAAHHHHH…”BLESSSSS.. amblas sudah keperawanan Maria. Tampak darah segar meleleh dari vaginanya dan membasahi bivak di bawah. Maria menggigit bibir..alisnya berkerut..expresinya menunjukkan ia sedang merasakan kesakitan… buah dadanya yang bergeletar kesana kemari kuremas dan kusedot… tiba-tiba aku mulai menggenjot penisku keluar masuk vagina Maria.. “aaahhhh..mas…aduh enaknyah..aduh enaknyahhh..aaaahhhh..” Maria menjerit-jerit histeris mirip tantenya Atika. Gerakanku semakin cepat dan semakin cepat.. tiba-tiba kurasakan otot-otot vagina Maria berkontraksi.. seluruh tubuh wanita itu menegang..Maria memelukku dan mencium bibirku erat-erat…Juga pinggulnya berputar semakin cepat.. Aku semakin cepat menggenjot penisku.. makin cepat.. makin cepat.. tiba-tiba kurasakan sesuatu menyemprot dari penisku… “RIIIAAAAAA…” “mmas RAFIII…AAAAAAHH…” crat..crat..crat..crat…crat….. aku menembakkan spermaku seraya menerima siraman air panas dari vaginanya. Kami terhempas setelah mengarungi samudera birahi penuh nafsu ini. Maria memejamkan matanya. Tampak ada air mata meleleh di ujungnya.. “Ria bahagia mas…Ria puas..” Kami saling bercumbu mesra sambil berpelukan selama kurang lebih lima belas menit, sebelum memutuskan untuk menggunakan baju lembab dan meneruskan perjalanan ke Batu Sumur. Survey itu sukses, dan aku sempat sekali lagi bersetubuh dengan Maria disebuah motel di Bogor sebelum kembali ke rumah.

Sampai bulan ke 6, aku menjalani kehidupan sex yang paling mengggairahkan selama hidupku. Setiap minggu aku harus menyetubuhi at least mbak Eva dan anaknya Maria… juga Atika bila suaminya berlayar.. Sesudah bulan ke-6 aku kembali ke Jakarta. Hubunganku dengan Maria berlanjut hingga kini. Mbak Eva hanya tau bahwa kita pacaran, tanpa tahu bahwa hubungan kami sudah seperti suami istri. Semenjak aku menjalin hubungan serius dengan Maria, aku berhenti berhubungan sex dengan mbak Eva. Janda cantik itu setahun kemudian menikah dengan seorang duda tanpa anak. Atika melahirkan seorang anak hasil hubungannya denganku. Namun, suaminya hanya tahu bahwa itu adalah anaknya. Atika mendapatkan sensasi yang luar biasa karena bisa memperoleh anak dari bukan suaminya. Sensasi ini berupa perasaan dendam yang terbalas. Aku hidup bersama dengan Maria yang tak pernah mengetahui hubunganku dengan ibu dan tantenya…dan aku menghentikan petualangan sex ku setelah Maria ada di sisiku..at least sampai hari ini… entah besok, atau lusa..

Tamat

 

Cerita Panas Istriku Selingkuh Dengan Lelaki Tua

$
0
0

Cerita Panas Istriku Selingkuh Dengan Lelaki Tua

Cerita Panas Istriku Selingkuh Dengan Lelaki Tua – Cerita panas yang terjadi beberapa tahun yang lalu ketika aku lagi ada kerjaan diluar kota dan istriku berada dirumah sendirian. Kejadian itu yang mambuatku saat ini begitu marah kepada istriku karena dengan beraninya dia selingkuh dengan seorang lelaki tua yang kurang ajar.

Karena aku suami yang setia saat istriku sedang ada tugas seminar diluar kota aku temani dia selama 3 hari di hotel berbintang kami mendapat kamar yang double beds , istriku yang ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya harus siap jadi selama 2 hari itu istriku bangun pagi jam 7 untuk siap siap memberikan informasi pada khayak yang datang.

Istriku memang cantik dan mempunyai body yang bahenol saat itu dia mengenakan blazer yang ketat sehingga payudaranya menjulang keluar agak terlihat putting yang mengecap di blazernya istriku yang sudah berumur 36 tahun masih bahenol apalagi ditambah memakai hak tinggi saat dia berjalan uhh sungguh seksi sekali.

Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki tua. Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah “mempermainkan” daerah sensitifnya di selangkangannya, sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja.

“Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, capai tidur saja, kalau mau pijit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’,tapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku .
“Yah, cari tukang pijit kakek kakek, sekalian mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh

“Biar, selain memijit juga menyuntik iniku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangkangannya

“Bener ?”kataku

“Boleh kan, mas? tanya istriku

“Kau memang pingin to, dik?” tanyaku

“Ya, aku pingin mas,” kata istriku vulgar menatapku dengan tajam

“Boleh, kan?” kata istriku merayu

“Kalau kau suka dan senang ?” jawabku

Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang pijit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang pijit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung.

“Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang pijit mulai memijitku.

“Orang memanggil saya, Mbah Himan, mas,” katanya Menurut ceritanya, dia ahli pijit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kemaluan laki laki dan segudang cerita lainnya, bahkan ada cerita Mbah Himan yang membuatku bergidik, yaitu kalau dia bisa membangkitkan gairah seorang wanita tanpa menyentuh.

Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh- jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan.
Mbah Himan terus memijit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dipijit batang kemaluanku dan beberapa saat kemudian kulihat batang kemaluanku membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Himan cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk.

“Simpananmu, mas?”tanyanya berbisik saat melihat istriku.

“Istri saya, mbah,”kataku

“Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa “dipakai”,”katanya.

Belum sempat aku menjawab

“Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak.

“Sudah pijatnya, mas,”kata istriku

“Belum, jeng,” Mbah Himan yang menjawab.

“Kenalkan ini istri saya, Mbah Himan,”kataku.

“Bener to, jeng?katanya.

“Lho, iya mbah kan hotel ini nggak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya oang yang nggak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Himan

Iklan Sponsor :

“Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Himan yang duduk di pinggir ranjangku.

“Saya, Mbah Himan,”katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku.

“Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.

“Saya kira jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Himan.

Iklan Sponsor :

“Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Himan langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Himan menatap tajam gundukan daging payudara istriku bagian atas.

“Jeng, pijet ya,” kata Mbah Himan

“Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus

“Nggak Mbah Himan nggak perlu megang?.”katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya.

Cerita Dewasa -Mbah Himan duduk dipinggir ranjang pantatnya bersebelahan dengan pantat bahenol istriku yang rebahan. Kulihat Mbah Himan membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku.

Iklan Sponsor :

“Gimana jeng, enak”tanya Mbah Himan

“Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku

“Enak kan jeng,” Mbah Himan bertanya lagi

“Ya ?”kata istriku

“Ya apanya?”tanya Mbah Himan

“Enak rasanya..”kata istriku “Jeng,

Siapa namanya?”tanya Mbah Himan

“Yati, mbah?”jawab istriku

“Jeng Yati, tadi enak, kan?tanya Mbah Himan lagi

“Iya, mbah enak,” kata istriku

“Kalau ini nggak enak Jeng Yati, tapi nikmat..”kata Mbah Himan

Kulihat Mbah Himan mengembangkan telapak tangannya diatas kedua payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Himan menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Himan tengah meremas remas payudara montok istriku.

“Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua payudara montoknya semakin menggelembung dari balik blaser nya.

“ooh mbbaaaaah ?

”istriku merintih ketika tangan Mbah Himan semakin cepat membuka menutup meremas dari jauh kedua payudara montok istriku yang masih terbalut blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satu tangan Mbah Himan seolah memelintir puting susu istriku dan tampak jelas kedua puting susu istriku tersembul dari balik blaser nya.

“maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Himan sepertinya memelintir sambil menarik kedua puting susu istriku. Mbah Himan semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendesah oleh perlakuan Mbah Himan.

“Ayo buka kancingnya,”perintah Mbah Himan Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blaser kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan BHnya di belakang dan menarik BHnya sendiri hingga tali talinya terputus.
“Ayo mbah haus,” kata Mbah Himan. istriku membuka tiga kancing blaser nya dan dengan sendirinya kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susunya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya.

“Aku haus Jeng Yati, aku dari tadi capek mijit kangmasmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,”kata Mbah Himan sambil seolah mengusap kedua payudara istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”

Tapi istriku memegang paayudara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Himan dan Mbah Himan langsung mencaplok payudara kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu mau keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Himan menyedot nyedot payudara kanan istriku yang mengeluarkan air susu.

Mbah Himan menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Himan yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Himan memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Himan meremas remas payudara kiri istriku

“Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Himan yang mengenakan ikat kepala.
Rupanya sedotan Mbah Himan pada payudara kanan istriku begitu kuat dan cepat hingga beberapa menit saja air susu payudara kanan istriku pun habis dan Mbah Himan langsung melahap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Himan dengan ganasnya menyedot air susu payudara kiri istriku yang terus mengerang tak karuan.

Begitu ganasnya Mbah Himan menyedot air susu payudara kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Himan ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Himan terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itupun tampak, gilanya istriku memeluk kepala Mbah Himan.

Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Himan pada payudara kiri istriku dan Mbah Himan menghentikan sedotannya saat air susu istriku habis.

“Nikmat kan Jeng Yati,”tanya Mbah Himan Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Himan di depan selangkangan istriku.

Tangan kanan Mbah Himan seolah menggosok selangkangan istriku sehingga istriku berjinjit karenanya. Rupanya Mbah Himan mempermainkan istriku dan Mbah Himan membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku berbunyi

“cek cek cek” menandakan lendir vagina istriku sudah keluar. “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Himan memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Himan.

Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Himan, kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Himan, kedua payudara montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak.
Tangan kanan Mbah Himan meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, cerpensex.com sesuatu sebesar batang kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini.

Bungkusan di tangan kanan Mbah Himan didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melompat di paha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan.
“Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Himan menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dipaha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Himan.

“Lihat Jeng Yati,”katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah

“Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba.

Mbah Himan bukannya mengambil benda itu, tapi malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati selangkangan istriku dan Mbah Himan meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat terlihat.

Benda itu mendengus dan tampak olehku asap seluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemaluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis

“Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Tiba ?tiba benda itu mematuk ke bagian atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang pelacur saat lubang berbibir benda itu melahap kelentit istriku.

“Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku merintih rintih dan pantat bahenolnya berguncang tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Himan kencang.

Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan nafsu birahinya Rupanya benda itu semakin ganas mengulum dan menyedot nyedot kelentit istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku meremas sprei ranjangnya hingga

“mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terkangkang mencapai orgasme di sore hari itu.
Mbah Himan membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua payudara istriku keluar dari blaser kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya.

Mbah Himan menuntun istriku ke ranjangku. Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir vagina istriku dan Mbah Himan memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir vagina istriku yang langsung mendesis desis

“hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Pantat bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan kenikmatan empotan benda itu pada bibir vaginanya.

Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya pantat bahenol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat orgasme keduanya berlangsung.

Mbah Himan tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik paha kanan istriku hingga berdiri terkangkang.

Kulihat benda ulat itu tetap mengulum kelentit istriku dan tiba tiba ekor ulat itu mengacung ke atas dan tangan kanan Mbah Himan langsung membuka lebar bibir vagina istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Himan membuka lebar-lebar Akupun merinding aaat ekar ulat itu menempel di bibir vagina istriku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang vagina istriku.

“Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang vagina istriku.

Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuhya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudara montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Himan dan meremas remas payudara istriku, sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan meremas remas payudara istriku.

Tubuh istriku mengelinjang tak karuan menerima tiga sengatan birahi sekaligus, dimana kedua payudaranya secara bergantian di remas remas tangan mbah Himan, sedangkan kelentitnya dikulum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang vagina istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu.

Pantat istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Himan yang menggesek gesekkan selangkangannya ke pantat istriku.

“Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya.

“Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengerang saat orgasme ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku menungging.
Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku orgasme lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Himan yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku menungging,

Mbah Himan langsung membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga anus istriku terlihat. Mbah Himan semakin membuka pantat istriku dan anus istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Himan menjilati anus istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak,

“Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh .. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan pantat istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan pantat bahenolnya.

“Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Himan menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Himan maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam anus istriku.

Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan liang vaginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu sedu merasakan nikmatnya rangsangan Mbah Himan dan ulat yang menyumpal liang vaginanya.

“Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengerang dan pantat bahenolnya tersentak sentak saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai.

Hanya pantat bahenol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubunya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih memburu, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah menikmati kenikmatan baru dimana ketiga serangan birahi di daerah paling sensitif istriku di serang dengan gencarnya.

Tiba tiba Mbah Himan memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah batang kemaluannya yang sudah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan mempunyai ujung seperti jamur besar itupun di pegang oleh tangan kanannya dan menarik kedua pangkal paha depan istriku.

Sehingga istriku menungging kembali dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga lubang anus istriku menganga kembali dan Mbah Himan meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang anus istriku.

Mbah Himan terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Himan. Mbah Himan memegang batang kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Himan dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku.

Istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” pantat istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai merangsang kelentit dan liang vagina istriku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur batang kemaluan Mbah Himan perlahan tapi pasti melesak ke lubang anus istriku.

“Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “pantat istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Himan menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di liang vagina istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot kelentit istriku bersaamaan sehingga batang kemaluan Mbah Himan semakin lama semakin dalam di lubang anus istriku.

Begitu batang kemaluan Mbah Himan masuk seluruhnya di lubang anus istriku, Mbah Himan pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali batang kemaluannya di dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genjotan pantat Mbah Himan mengeluar masukkan batang kemaluannya di lubang dubur istriku.
“Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku

“Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Himan semakin cepat menggenjot batang kemaluannya di lubang vagina istriku

”istriku mengerang lirih dan Mbah Himan menghujam batang kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang mengalami orgasme ke lima dan tangan Mbah Himan menarik pangkal paha istriku hingga pantat Mbah Himan menyodok nyodok pantat bahenol istriku karena air manimya muncrat di dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang anus istriku dan rupanya air mani Mbah Himan keluar dari tekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh batang kemaluan Mbah Himan yang cukup besar itu.

Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh sintal istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu. Keduanya pun tertidur karena kelelahan.

Sekitar pukul tujuh malam, istriku terbangun dan langsung mandi keramas. Istriku mengenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kulihat istriku tanpa mengenakan BH dan celana dalamnya berhias diantara dua ranjang berdiri di depan cermin.

Mbah Himan tak lama kemudian bangun dan mandi. Begitu istriku selesai berhias, Mbah Himan pun selesai mandinya tanpa menggunakan apapun sehingga batang kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu sudah menegang kaku.

Mbah Himan mendekati istriku dari belakang dan memeluk tubuh istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Himan langsung menelusuri perut istriku dan kemudian menyingkap rok span istriku bagian depan dan menyusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku.

Tak lama kemudian bunyi kecepak “cek cek cek” di selangkangan istriku pun terdengar dan istriku mulai mendesis desis

“Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???” Pantat bahenol istriku pun mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Himan membuka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, kedua kaki istriku semakin terkangkang karena tangan kanan Mbah Himan semakin gencar mengocok dan mengelus bibir vagina istriku yang semakin basah yang menimbulkan suara kecepak yang semakin keras di selangkangan nya.
Tangan kiri Mbah Himan mendorong tubuh istriku ke depan sehingga tubuhnya bertumpu di meja rias dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang mendekati cermin meja rias.

Mbah Himan kemudian memegang pangkal batang kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang mengarahkan ujung batang kemaluannya yang seperti jamur ke liang vagina istriku dan rintihan istriku pun terdengar
“Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu disetubuhi mbaaah ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak liang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke dalam liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengerang dengan hebatnya,pantat bahenolnya tersentak sentak sehingga batang kemaluan Mbah Himan secara otomatis amblas seluruhnya ke dalam liang vagina istriku.

“Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku kembali mencapai orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh sejak siang tadi disetubuhi Mbah Himan.

Tubuh istriku limbung dan Mbah Himan memeluk istriku yang sempoyongan karena lutut istriku tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri karena tenaga istriku terkuras melayani nafsu syahwat lelaki tua itu yang terus mengenjot menyetubuhi istriku tanpa ampun.

Tubuh istriku pun terjatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku sehingga terlihat jelas batang kemaluan Mbah Himan tengah menyumpal liang vagina istriku yang tertelungkup.

“Mbaaaaah aku diboooooooor ???” rintih istriku dan kulihat Mbah Himan tanpa mengenjot pantatnya, batang kemaluannya terlihat dengan jelas membesar mengecil dan rupanya memanjang memendek seperti mata bor melubangi kayu.

“Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku mencapai orgasme yang ketiga malam itu dan batang kemaluan Mbah Himan terus mengebor liang vagina istriku, dan istriku merintih berkali kali.

Selanjutnya istriku terus menerus mengerang dan orgasme ke 4 kalinya, Mbah Himan menyetubuhi istriku sampai pagi dan entah berapa kali istriku mengalami orgasme, sehingga keesokkan paginya istriku sulit berjalan, kata istriku bibir vaginanya membengkak, hingga dengan terpaksa istriku tak memakai celana dalamnya pada hari ke dua seminar itu.


Cerita Panas Obsesi Seksku Yang Menggebu

$
0
0

tumblr_nszresizvO1uyi5gpo1_1280Obsesi Seksku Yang Menggebu
Namaku Natalia, 28 tahun, tinggi 170 cm, bodi sexy dengan pantat padat berisi, payudaraku ukuran sedang dan kenyal, bentuknya cantik menggairahkan, wajahku juga cantik sedikit manis, aku berani memberi nilai 8 untuk diriku, ini sudah kubuktikan sendiri saat aku datang ke Mall, semua mata cowok yang normal pasti melirikku, tak peduli tua maupun muda, bahkan tak jarang yang sudah berusia lanjutpun masih suka melirikku, walau terkadang mereka datang ke Mall bersama keluarganya, apa lagi melihat caraku berpakaian bisa membuat cowok menelan ludah, karena aku paling hobby pakai singlet span tanpa lengan, sedangkan aku sejak kecil tidak pernah pakai bra karena merasa risih bila memakai bra, jadi hingga saat ini akupun tidak pernah memiliki koleksi BH.

Jarang aku pakai celana, kalaupun pakai pasti aku lebih suka pakai Hot Paint (celana pendek) yang mini dan longgar di bagian bawah, karena terus terang selain aku suka dan bangga memamerkan pahaku yang mulus sedikit berbulu itu, aku juga merasa cara berpakaianku itu relax sekali, namun yang sering kukenakan adalah Rok Mini yang bawahannya lebar sehingga aku bebas bergerak, namun susahnya kalau aku harus menaiki Escalator atau Lift tabung di Mall, pasti mata-mata nakal pada jelalatan melotot memandang ke atas tepat ke dalam isi Rok Miniku, sedangkan aku juga punya hobby memakai CD tipis yang mini berenda, tapi kebanyakan CD-ku model G String yang bentuknya sangat minim hanya ada selembar kain berbentuk segi tiga ukurannya tidak lebih dari dua ibu jari orang dewasa, yang hanya bisa berfungsi menutupi permukaan liang Vaginaku, selebihnya hanya seutas nylon yang melingkar di pinggang dan sisanya melingkar ke bawah melewati belahan pantatku, cara menggunakannya pun hanya diikatkan begitu saja.

Tapi bila di Mall aku sering berlagak cuek saja kalau memang harus menaiki tangga Escalator, yang paling senang tentunya cowok yang kebetulan juga ikut naik dan posisinya tepat kira-kira tiga atau empat trap di bawahku, aku yakin cowok tersebut pasti langsung naik libidonya, mana ada cowok di dunia ini yang tahan melihat pemandangan seperti itu, terlebih pemandangan gratis itu datangnya dari cewek cantik yang masih semuda aku? Tapi terus terang aku merasakan kebahagian tersendiri bila melirik wajah-wajah penasaran yang ada di sekitarku sedang asyik terbengong-bengong memandangi bentuk tubuhku yang memang menggairahkan itu, tak jarang pula mereka berani langsung menggodaku, tapi aku tetap acuh dan cuek aja, gengsi dong! Entar dikiranya aku cewek gampangan atau cewek murahan yang memang cari mangsa di Mall.

Walau sampai hari ini statusku masih bujangan bukan berarti aku masih gadis, aku sudah merasakan nikmatnya permainan Sex sejak kelas dua SMU dengan kenalanku seorang Mahasiswa tampan yang pertama kali merenggut kegadisanku, aku tidak menyebutnya pacar karena memang aku tidak merasakan kalau dia adalah pacarku, walau dia menganggapku sebagai pacarnya dan menjadi patah hati saat kutinggalkan begitu saja, terus terang dia cukup gagah dan tampan tapi kutinggalkan karena tuntutannya ingin sekali menikahiku sedangkan aku tidak siap bahkan sampai hari ini sedikit pun tidak memiliki keinginan untuk menikah membina sebuah rumah tangga, aku masih ingin bebas sebebas mungkin aku bisa, hubungan kami waktu itu kurasakan hanya sebatas suka sama-sama suka saja, dan merupakan kebutuhanku akan Sex saja.

Saat aku kuliah, petualanganku juga tetap berlangsung dengan cowok lain pilihanku, namun demikian aku belum pernah mengalami kehamilan apa lagi punya anak karena aku rajin dengan rutin mengikuti KB, hingga aku bebas melakukan aktifitas Sex tanpa menggunakan Kondom, aku ingin benar-benar merasakan nikmatnya Sex yang alami tanpa alat pembungkus yang menurutku menghalangi kenikmatan, cuma kendalaku adalah setiap cowok yang menikmati tubuhku selalu berakhir dengan mengajak menikah, terus terang ini mengganggu kehidupanku, terlebih akhirnya dia menjadi cowok yang pencemburu, padahal aku benar-benar masih ingin bebas dan tidak ingin dikekang atau dikuasai oleh seseorang siapapun dia, entah kelak di kemudian hari aku sudah berubah pikiran, tapi saat-saat sekarang ini aku masih tetap ingin berpetualang menikmati kehidupan yang nyata tanpa perlu munafik.

Gairah Sexku juga tinggi hingga tak jarang dinilai Hypersex atau Sex Maniac tapi aku tak peduli, aku paling senang dengan cowok yang punya kelebihan dalam oral sex, bisa kubayangkan saat dia mencium bibirku, melumat bibirku yang tipis kemudian memasukkan lidahnya ke dalam mulutku hingga kami bergantian saling pagut, saling kulum kemudian diteruskan ciuman keseputar leherku, ke balik telingaku dan menjulurkan lidahku menjilati lubang telingaku sambil tangan kanannya meraba selangkanganku sementara tangan kirinya meremas-remas payudaraku yang sintal, jilatannya makin turun ke dadaku terus ke payudaraku, mulutnya sengaja dibuka lebar seakan akan menelan semua payudaraku namun tentunya tidak cukup, sementara lidahnya terus bermain di putingku sehingga aku menggelinjang kegelian.

Vaginakupun basah dibuatnya, cairan hangat berlendir mengalir deras sekali saat jari jemarinya mengusap lembut bibir Vaginaku, dan akupun mencapai puncak kenikmatan. Aku orgasme tepat saat jarinya memilin-milin klitorisku.

“Teruu.. Uus! Teruu.. Uus! Pintaku, oo.. Ooh!”

Enak sekali, tubuhku menggigil dan serasa kejang-kejang saat melepas orgasmeku, tahu keadaanku yang demikian, bibirnya tetap tidak berhenti bahkan terus menjalar turun ke pusarku hingga membuatku menggeliat bagaikan cacing kepanasan, jilatannya memang luar biasa, diteruskan ke bawah ke sekeliling pahaku yang mulus, terus ke lutut, ke bawah lagi hingga jari dan telapak kakiku tak luput dari jilatannya, selesai menjilati kedua belah kakiku kini jilatannya langsung naik ke arah pahaku bagian dalam, aku pun makin mengangkangkan pahaku agar memudahkan lidahnya menuju sasaran yang kuinginkan.

Rupanya dia sengaja ingin aku mati lemas, rasa gatal di vaginaku makin menjadi, rasanya ingin segera disentuh namun jilatannya tidak kunjung tiba ke sasaran yang kuinginkan, kedua tangannya memegang pahaku dan sedikit diangkat sambil dikangkangkan, maka tampak dengan jelas sekali olehnya bentuk Vaginaku yang berwarna Pink, bibir Vaginaku makin merekah karena pahaku dibuka lebar-lebar dengan cara demikian, lidahnya mulai menjilati bibir Vaginaku, sesekali dijulurkan panjang-panjang dan ditusuk-tusukkan ke dalam liang vaginaku, ritmenya teratur sambil digesekkan dari bawah ke atas, aku mengalami sensasi yang luar biasa, kepalaku hanya bisa menggeleng ke kanan dan ke kiri, sementara tanganku menggapai kesana-kemari, jariku meremas-remas sprei di sekitarku, tepat di klitorisku mulutnya langsung menghunjam dan mengulumnya.

Diplintir-plintirnya klitorisku dengan bibirnya dan sesekali lidahnya dengan nakal menari-nari menyapu ujung klitorisku yang posisinya jadi menonjol keluar karena kedua belah pahaku terbuka lebar, akhirna akupun mencapai klimaksnya untuk ke dua kalinya, cairan hangat tumpah keluar dari liang senggamaku dengan derasnya, mulutnya bukannya berhenti tapi semakin ganas memoles habis Vaginaku sambil sesekali dihisapnya, semua cairan licin yang mengalir keluar dari lubang Vaginaku ditelannya hingga kering tak tersisa setetes pun, semua dilakukan bagaikan orang yang telah tiga hari tidak makan dan diberi semangkuk bubur hangat, seluruh pinggiran bibir vaginaku dijilatinya hingga bebar-benar tak tersisa, badanku pun lemas sekali, seluruh persendian tulangku terasa lepas satu persatu, oo.. ooh! Nikmat sekali rasanya.

Permainan belum berakhir, saat diriku lemas tak berdaya dia merambat naik mencium bibirku yang jadi kering karena menahan kenikmatan yang luar biasa, sementara mengulum bibirku batang kemaluannya yang sejak tadi sudah berdiri tegak mulai disentuhkan ke permukaan Vaginaku, dapat kurasakan sodokan-sodokan kecil yang sesekali menjadi gesekan mengenai bibir vaginaku dan menyentuh klitorisku, selangkangan pahaku hingga bibir Vaginaku menganga, hal ini memudahkan batang kemaluannya menemukan sasaran liang yang diinginkan, disodokkan pelan ke dalam liang Vaginaku, setelah masuk beberapa centi ditarik kembali hingga keluar, terus berulang-ulang hingga akupun kembali horny dibuatnya, setelah puas memainkan batang kemaluannya di ujung liang Vaginaku, kini pelan-pelan batang kemaluannya mulai benar-benar dibenamkan dalam liang Vaginaku, Blee.. Eessz!

Ditariknya kembali, kemudian dimasukkan lagi terus berulang-ulang, irama kocokannya makin lama makin cepat.

“Ooo.. Oocch! Uu.. Uucch! Aa.. Aacch!”

Aku hanya bisa melenguh sambil menggoyangkan pantatku mengimbangi kocokan kemaluannya, terakhir dibenamkan semua batang kemaluannya ke dalam liang Vaginaku hingga terasa seakan menyentuh dinding rahimku, pada saat itu digoyangnya pinggulnya hingga menyerupai bentuk angka delapan meliuk-liuk kiri dan kanan.

“Aaa.. Aacch! Aa.. Uucch! Oo.. Oocch! Aku hampir orgasmee.. Teruu.. Uus! Teruu.. Uus! Teruu.. Uus!”

Suaraku makin parau, bersamaan dengan itu akupun mengalami orgasme yang ketiga kalinya. Diapun mengalami hal yang serupa, kami mencapai klimaks bersamaan, dapat kurasakan semprotan spermanya yang hangat dalam liang Vaginaku, akibatnya cairan kenikmatan membanjiri liang vaginaku mengalir deras hingga meleleh keluar melalui bibir Vaginaku terus merembes ke belahan pantatku hingga menyentuh lubang anusku.

Akupun terkulai lemas sementara dia tetap berada di atas tubuhku sambil kedua tangannya menopang di tempat tidur sehingga tidak memberatkan tindihannya ke tubuhku, sedangkan batang kemaluannya tetap dibiarkan terbenam di dalam liang Vaginaku, Vaginaku berdenyut melepas sisa-sisa kenikmatan, tentunya membuat kenikmatan tersendiri pada batang kemaluannya yang juga sempat mengeluarkan denyutan menghabiskan sisa-sisa sperma yang dimuncratkan ke dalam liang vaginaku, saat-saat seperti ini memang sangat indah, karena kami sama-sama mencapai puncak kepuasan secara bersamaan pula.

E N D

Cerita Seks Kenikmatan Ngentot Dengan Tubuh Indah

$
0
0

Cerita Seks Kenikmatan Ngentot Dengan Tubuh Indah

Cerita Seks Kenikmatan Ngentot Dengan Tubuh Indah – Cerita seks yang aku alami beberapa tahun yang lalu ketika aku masih umur remaja dan ketika itu aku masih belum mengenal yang namanya bercinta. Hingga akhirnya suatu saat aku pertama kali mengenal bercinta dan rasanya ingin mengulangi percintaan itu yang merupakan percintaan yang sangat enak dan aku nikmati sekali.

Saat itu hari libur dan aku sedang menunggu kereta yang akan menghantarku ke kota Yogya karena hari seninnya aku harus beraktifitas sebagai anak kampus, perkenalkan namaku Didiet aku tipe orang yang supel jadi teman cewek ataupun cowok ada tapi kebanyakan cewek temanku karena mungkin wajahku menarik dan misterius orangnyasehingga banyak yang tertarik denganku. aku mahasiswa semester atas di sebuah universitas ternama di kota Y. Aku berasal dari kota S, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau.

Saat kereta mulai bergerak aku menyegerakan tidur karena badanku sudah lelah akibat begadang semalaman bersama teman-teman lamaku. Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu saat pengen kencing (dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena kamar kecilnya tidak ada batang selotnya tapi akhirnya teratasi dengan diselipin pulpen) dan saat berhenti di beberapa stasiun besar untuk menaikkan penumpang.

Saat itu seingatku di stasiun kota M naiklah pasutri muda dan anaknya yang masih balita. Aku terperangah karena sang suami tidak cakep dan cenderung jelek akan tetapi istrinya cantik berambut lurus panjang, tinggi sekitar 170cm (lebih tinggi suaminya sedikit).

Tapi yang paling membuatku shock adalah meski tinggi tapi tubuhnya montok dengan payudara yang ukurannya lumayan besar, pantat yang sekal dan pinggang yang ramping bak biola spanyol. Tubuh bagus itu terbungkus dengan celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang paduan warnanya bagus.

Sesaat setelah mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati kereta mulai kembali berjalan dan sang suami dan anak langsung terlelap seperti aku tadi setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar setengah jam. Karena sang istri tinggal sendirian, aku memberanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol. Yah sekedar basa basi agar tidak boring selama perjalanan (kebiasaanku sejak aku SMA).

“mbak, mau kekota apa?” sambil tersenyum ramah aku menegurnya.

“mau ke ke kota Y karena mertua sakit dik. Adik sendiri?” jawabnya sambil tersenyum manis.

“oh, aku juga sama mbak tapi karena aku emang kuliah di kota Y. Oya nama mbak siapa? Kenalkan namaku Didit” kuulurkan tangan untuk berjabat tangan.

“aku Diva dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi” dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya.

Perbincanganpun mengalir dengan hangat selama kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami juga sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya.

Menurutku mbak Diva orangnya terbuka dan supel, buktinya dia tidak marah saat leluconku mulai menjurus kearah sex bahkan dia malah membalas dengan lelucon yang lebih menjurus.

Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis. Mbak Diva mulai salah tingkah dalam duduknya (dugaanku dia terangsang) saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wanita di ranjang.

Dari pertanyaan-pertanyaanku mbak Diva bukan tipe wDivata yang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal. Tapi dia sudah beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 2 tahun ini.

Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat selot kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti kekamar kecil. Rupanya dia tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dengan santai telanjang bagian bawah membelakangiku.

Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan cd lalu keluarin si boy dari sarang. Ukuran si boy emang biasa aja (panjang 15cm dan diameter 3,5cm) tapi lumayanlah. Kudekati mbak Diva perlahan,

Saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan cdnya kuberDivakan diri memegang tangannya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya. Dia sempat kaget tapi ketika mbak Diva menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam.

“mbak, jangan teriak ya kumohon. Aku hanya ingin diajari muasin cewek dalam sex..plis…” kataku sambil menampakkan wajah memelas.

Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura-pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku, ”kena kau” batinku.

“Didit udah pernah ciuman?” tanyanya.

“sudah mbak,kenapa mbak?” balasku dengan wajah polos.

“coba cium aku dit” perintahnya.

aku mulai memeluknya dan menciunmya, pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dengan lebih agresif. Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya.

“ciuman Didit mantap juga ya” aku hanya tersenyum pura-pura malu.

“sekarang coba rangsang aku dit semampumu tapi hanya sebatas sampai leher saja”
dalam hati aku bersorak.

Aku mulai menciumnya lagi lalu menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya.

“Aaahhg…sssttt…eeeenggghh…” desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher.
Kujilat dan kucium leher putihnya, harum parfumnya membuatku bersemangat.

“Uuuugghh….aaaahhhh….eeemmghh….sssstttt… dit enak dit… terus dit… aaaaaahhh…eeeeennnggghh… dit jangan ada bekasnya…” bisiknya.

Aku sadar bahwa mbak Diva takut ketahuan suaminya. Kucoba menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku.

Terlambat buat mbak Diva untuk merespon karena kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas-remas payudaranya dari luar BH. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan.

“Didit…aaaaahhhhgg…kamu nakal…ssssttt….eeeennggghh…” rancaunya tapi tanpa penolakan karena rangsangan yang mbak Diva alami begitu kuat.

Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala. Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan.

Sekilas kulihat ukurannya 36C, seketika itu pula kubuka kancing bhnya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot putting kanannya dan kupilin-pilin putting kirinya.

“Aaaahhh…eemnggh…dit…kamu apakan putingku…uuggghh…” erangnya sambil bersandar di dinding.

“Geli dit…aaggghh…dit…cukup…ssstt…dit…enak banget…mmnngghh..melayang aku rasanya…ahhh” rancaunya makin keras.

Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi mbak Diva dengan ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sudah banjir.

“mmmpphh…nnnggghh…ssslllurrpp…” yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi.

Kedua tangannya tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh mbak Diva terjepit antara tubuhku dan dinding. Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan mbak Diva makin lembab, disini aku lagi-lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga mbak Diva termangu.

“lho dit kok berhenti?! Jangan dong..lanjutin ya dit..aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya..lanjutin dong ampe mbak keluar..” pintanya.

“ya mbak..tapi sekarang boleh ya aku masukin si boy? Dari tadi berdiri ampe sakit nih” rayuku.

“jangan dit, aku sudah bersuami…” tolaknya.

“cuma digesek-gesekin aja deh mbak enggak papa ampe aku juga keluar biar sama-sama enak. Boleh ya mbak? Plis……” rengekku sambil mulai kembali membelai-belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus-elus si boy yang sedari tadi menganguk-angguk karena sudah tegang.

Mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya dia luluh.

“cuma digesek-gesek aja ya ga lebih…” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.

“makasih ya mbak Diva sayang” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut vaginanya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku mbak Diva dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan).

Aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama-sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mbak Diva mulai mendesah dan merancau lagi.

Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang vaginanya.

Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan vaginanya makin membanjiri penisku, tanpa mbak Diva sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok. Ugh meski sudah pernah melahirkan tapi vaginanya masih ketat menjepit penisku.

Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 1-2cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam vaginanya.

“aaaaauuuuhhh….dit kok dimasukin??!! cabut dit!! aku udah bersuami!!”

Perintahnya tapi tak ku gubris dan malah melanjutkan menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab vaginanya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak.

Posisiku yang sedikit menindih mbak Diva membuatnya tidak bisa berkutik. Pada awalnya mbak Diva terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat mbak Diva akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku.

Kugoyang pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang.

“auuuhh…dit..kamu apakan vaginaku?? enak banget… eemmggghhh…sssttt…dit…aku udah ga tahan… aahhh…aku ingin keluar…” rintihnya.

Kira-kira 15 menit setelah kemasukan penis.

“keluarin saja mbak Diva sayang…enggghh..vagina mbak enak sekali..” pujiku sambil mempercepat goyanganku.

“Dit…aku keluar sayang!!! aaahhhh..enggghh… ssssttt..uuunngghh..” lenguhnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan.

Suuurrr…Suurrrr.. penisku merasakan siraman air surganya.

“dit..nikmat sekali sayang…makasih ya..aku baru kali ini merasakan orgasme karena bersetubuh..suamiku hanya peduli diri sendiri..kamu belum keluar ya??” ucapnya sambil kembali menciumku.

“sebentar lagi mbak… masih boleh kan kugoyang??” tanyaku.

“boleh dong sayang…kamu sudah membuatku melayang…sekarang nikmati tubuhku semaumu…tapi sekarang kamu yang duduk ya dit…” katanya sambil berganti posisi.

Mbak Diva sekarang duduk dipangkuanku berhadapan.

“sekarang biar mbak yang puasin kamu sayang… Didit haus ga??? mau minum susu??” tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.

Ternyata mbak Diva membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kardang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat mbak Diva makin bersemangat dan kembali terangsang.

“Aaaahhh…dit….penismu enak sekali..uunggghh…eemmmhhhgg…”rancaunya.

“vagina mbak juga enak…ssssttt…. aahh…mbak..enak mbak… bentar lagi…” rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan mbak Diva.

Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa mbak Diva juga merasakan yang sama karena vaginanya makin ketat menjepit penisku dan rintihannya makin sering dan merangsang.

“ dit…aku ingin keluar lagi…enak banget dit…aaahhh…sssttt..” baru saja mbak Diva berkata seperti itu aku sudah tidak tahan ingin orgasme.

“mbak aku keluar!!! aaaahhh…..eeengggghh…ssstttt…uuungggghh…” lenguhku mengiringi muncratnya spermaku kedalam rahimnya.

Merasakan semburan lahar panasku membuat mbak Diva juga orgasme.

“aaahhh… dit!!!! aku keluar sayang!!!” segera saja kami kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan.

Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mbak Diva berbisik

“terima kasih ya sayang…Didit sudah membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan.”

“mbak ga takut hamil karena aku keluar didalam???” tanyaku ragu.

“tenang saja…aku sedang tidak subur…” ucapnya tersenyum dan menciumku singkat.

Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas payudaranya sejenak.

Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing-masing. Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Y. Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak Diva kemudian memberikan nomer handphonenya kepadaku dan berkata

“kapan-kapan lagi ya” sambil mengedipkan mata.

Kujawab dengan senyuman dan kami berpisah di stasiun kota Y. Benar – benar beruntung aku bisa menikmati tubuh semantap itu.

Cerita Seks Belajar Ngentot Dengan Gadis Seksi

$
0
0

Cerita Seks Belajar Ngentot Dengan Gadis Seksi

Cerita Seks Belajar Ngentot Dengan Gadis Seksi – Cerita seks kali ini akan saya sampaikan mengenai pengalaman pribadiku yang sering terjadi beberapa waktu yang lalu ketika aku masih kuliah di salah satu kota besar di Indonesia. Simak cerita seks yang akan kami sampaikan ini semoga kalian semuanya terhibur dan selamat membaca cerita seks yang sangat seru ini dan menegangkan.

Kami masih kecil kalau mengingat ingat bahwa kami udah kehilangan perjaka dan perawan dimana saat itu usiaku masih kelas 5 SD dan teman wanitaku kelas 6 SD , aku sudah menganggap dia sebagai sahabat dari sejak kecil, karakter teman cewekku dia tomboy namanya Mery dia sering maen bersama laki-laki ketimbang perempuan.

Sampai kemudian tubuhnya berkembang seperti selayaknya seorang gadis, dan akupun mulai kikuk kalau sedang bersamanya, tanpa kuketahui dengan jelas apa sebabnya.

Ibu Mery telah cerai dan harus bekerja siang hari pada suatu rumah makan. Keadaan ini semakin menyenangkan buat kami, karena kami berdua biasa ditinggalkan sendirian berjam-jam pada siang hari. Biasanya kami hanya sebatas duduk bersama sambil berbincang-bincang seperti anak-anak lain pada umumnya. Tapi sore ini terjadi keadaan yang berbeda.

Hari itu kami baru mendapatkan pelajaran pendidikan-sex di sekolah. Pada jaman itu, setahun sekali anak laki-laki dan perempuan dipisahkan untuk mendapatkan ‘pendidikan seks’. Sebenarnya pelajaran itu berupa pelajaran biologi dengan sedikit tambahan informasi tentang masalah sex.

Informasi tersebut cukup rinci dengan dilengkapi pula dengan buku saku dengan judul ‘Apa yang harus diketahui anak laki-laki’ atau ‘Apa yang harus diketahui anak perempuan’.

Disana tidak dijelaskan secara gamblang tentang aktivitas sex. Secara alami anak laki-laki selalu ingin tahu apa yang telah diajarkan kepada teman-teman perempuannya, demikian pula sebaliknya anak-anak perempuan ingin tahu apa yang telah diajarkan ke teman-teman laki-lakinya. Demikian pula yang kami perbincangkan hari itu.

Kami berdua berada di dalam kamar Mery, di atas tempat tidurnya yang berukuran besar, terbuat dari kayu jati yang nyaman. Kami duduk berhadapan, Mery membaca buku sakuku sedang aku membaca buku sakunya.

“Mery, kamu mendapatkan bahan banyak banyak dari yang kuperoleh. Contohnya lihat ini, ada proses haid dan Kotex!”

“Tapi mereka tidak benar-benar menceritakan secara jelas. Aku pikir kita telah memiliki gambar atau semacam anu.”

Aku benar-benar sangat mengharapkan, karena aku belum pernah melihat tubuh perempuan yang telanjang dan seperti apa bentuk anunya dibawah sana.

Mery memakai T-Shirt dan celana pendek, aku bisa melihat betuk lengkungan bukit dadanya yang kecil, dan samar-samar aku juga bisa melihat garis celah-celah diantara pahanya yang tertutup oleh celana ketatnya.

“Aku tidak mengetahui mengapa mereka menyebutnya pendidikan-seks. Padahal disini tidak menerangkan bagaimana cara melakukannya.”

“Siapa bilang? Mari kutunjukan kepadamu,” kata Mery sambil membungkukkan punggung dan meletakkan buku dihadapanku.

Kucium keharuman shampo rambutnya yang membuatku terangsang. Aku pun merasakan ketegangan anuku didalam celanaku. Tapi aku mengharapkan semoga dia tidak menyadari apa yang sedang kurasakan.

“Lihat! Disini dikatakan penis laki-laki akan tegang kaku dan keras. Sehingga bisa dimasukkan ke vagina perempuan, yang lembut dan mudah mengembang. Ketika dia ejakulasi, cairan sperma yang berisi jutaan sel masuk ke vagina perempuan dan membuahi telur.”

“Itu sudah ceritakan banyak kepadaku,” katanya dengan menyindir,”Seperti dimana letak liang vagina itu? Bagaimana cara penis memasukinya?”

Sebenarnya aku agak malu mendengar secara fulgar kata-kata itu di depan seorang gadis, sehingga wajahku menjadi merah padam dan penisku semakin menonjol keluar celanaku. Mery membuka lagi lembar lainnya dan menunjukkannya kepadaku suatu baris gambar.

“Disini tempatnya,” katanya sambil menunjuk kesuatu gambar.

“Sudah jelas apa yang kumaksudkan? Tidakkah sudah cukup jelas yang kamu cari?” kata Mery.

Tiba-tiba sebuah ide masuk keotakku dan aku harus memutuskan untuk mengambil resiko.

“Dimana milikmu?”

Aku hampir tidak percaya bahwa aku benar-benar berani mengucapkannya. Aku tahu aku telah melakukan sesuatu yang bodoh, yang bisa diceritakan Mery kepada teman-temanku disekolah.
Mery melirikku dengan ekor matanya beberapa saat.

Dia kibaskan rambutnya kebelakang dan menyisihkan rambut yang menutupi wajahnya. Kemudian merebahkan punggungnya dan tangannya digerakkan ketempat diantara kedua pahanya. Aku hampir tidak berani memandang ke arah bagian tersebut. Kemudian disusupkannya disuatu tempat di celananya.

“Disini tempatnya.”

Waktu terus berjalan dengan cepat dan aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku Cuma tertawa dan berkata, “Itu bukan sangat dekat seperti apa yang dikatakan di buku!”

Mery juga tertawa, dan aku bisa merasakan ‘anuku’ semakin membesar. Kami berdua melanjutkan membuka lembar lainnya sambil memperbincangkan lebih lanjut.

Aku jadi grogi ketika Mery kemudian berkata,”Jadi bagaimana penis bisa muat kalau dimasukkan kesana? Seperti yang dikatakan buku ini. Apa betul?”

Ya ampun! Dia sedang memperbincangkan ‘anuku’! Aku menelan ludah beberapa kali sambil berkata,

“Kecuali, ketika penis sudah keras dan tegang.”

Aku merasa jantungku berdebar semakin keras. Aku hampir tidak percaya apa yang sedang terjadi! Itu tidak seperti yang sering aku impikan. Aku belum mulai onani, dan proses ke arah sana terus berlangsung dengan cepat.

“Aku masih tidak paham bagaimana caranya penis bisa masuk kesana. Si perempuan mestinya tidur di atas meja atau apa saja sedang laki-laki dalam posisi berdiri.”

“Aku sempat menyaksikan ‘Wild Kingdom’ semalam dan melihat dua singa melakukan itu. Cukup menarik.”

“Bagaimana cara mereka melakukan itu?” Tanya Mery penasaran.

“Singa betina duduk sana dan singa jantan duduk dibelakangnya. Kukira ia menaruh penisnya dari belakang.”

“Mana bisa?” kata Mery dengan nada meremehkan yang membuatku marah. Kami memang selalu bersaing dan saling mencintai.

“Benar, Aku melihatnya dengan jelas.”

“Tidak masuk akal, lihat” kata Mery sambil tubuhnya memberangkang dengan perut menyentuh kasur.

“Dengan posisi seperti ini bagaimana bisa masuk?”

“Singa betina bukan berbaring seperti itu. Kakinya ada dibawahnya,” kataku sambil memperagakan posisi singa betina setengah berjongkok dengan tangan bertumpu pada kasur.

“Sama saja tetap tidak bisa. Lihat?” Mery memposisikan kakinya dan sikutnya berada dibawah dadanya. Pantatnya diangkat, sehingga bulatan pinggulnya nampak jelas dibungkus celananya yang ketat.

“Vaginaku tepat disini.” Tangannya digerakkan diantara kedua pangkal pahanya dan kulihat cembungan ditempat tersebut.

“Jika penis ditusukkan kesini, tidak akan bisa menjangkaunya.”

Aku yakin bahwa aku yang benar, dan aku harus membuktikannya.

“Kenapa tidak, coba lihat,” kataku sambil memposisikan tubuhku dibelakang Mery seperti singa jantan, dan penisku kutempelkan dibulatan pantatnya.

“Hey, apa yang kau lakukan??” tanya Mery dengan wajah merah padam.

“Membuktikan bahwa aku benar. Begini.” kataku sambil mendorong dan menggesekan tonjolan penisku pada bulatan pantatnya. Kurasakan sensasi kehangatan menyentuh bagian tonjolan penisku.
“Penis akan ditusukkan dari sini, begini.”

Kuletakkan jari telunjukku mengacung diposisi penisku, kemudian kugerakkan pinggulku kedepan sehingga ujung telunjukku menusuk kepangkal pahanya.

“Ya, tapi tetap saja tidak bisa,” kata Mery tidak puas.

“Hey, aku tahu! Tunggu, jangan bergerak. Pindahkan posisi kakimu diantara kakiku, nah sekarang gerakkan maju.”

Dengan berlandaskan lutut aku berdiri diantara kedua paha Mery, kugerakkan pinggulku kedepan sehingga ujung jari telunjukku menyentuh cembungan dipangkal paha Mery.

“Ohh,” desah Mery. Pinggulnya terjungkit ketika ujung jariku menusuk tepat di vaginanya.
“Begitu sudah tepat di vaginanya, singa jantan kemudian menindih tubuh singa betina, sambil menusukkan penisnya kedepan.”

Kurebahkan tubuhku dipunggung Mery sambil menggerakkan pinggulku maju mundur. Jariku kutusuk-tusukkan ke vagina Mery. Aku hampir tidak percaya dengan apa yang kulakukan, kenyataannya jari telunjukku sedang menusuk dan menggosok bagian paling rahasia Mery! Penisku jadi semakin tegang dan kalau diteruskan lagi sepertinya aku bisa orgasme.

Aku tak tahu apa yang Mery rasakan, yang pasti tubuhnya ikut menggeliat-geliat setiap kali kusentuh vaginanya. Akhirnya Mery sadar akan keadaan kami, tubuhnya kemudian dibalikkan dan menjauh.

“OK, aku tahu yang kau maksudkan. Kau mungkin benar. Tapi kupikir manusia tidak melakukan dengan cara seperti itu.”

Aku terduduk dengan wajah merah padam, sejenak kutenangkan diriku agar Mery tidak tahu apa yang sedang bergolak pada diriku.”Aku tidak mengatakan begitu, aku hanya mengatakan bahwa dengan cara seperti itu bisa dilakukan. Disamping itu apa ada cara lain untuk melakukan itu.

“Aku pernah melihat sesuatu di TV dengan Mamaku, tapi dia segera merubah channel sebelum aku sempat melihatnya dengan jelas.” kata Mery

“Apa itu?”

“Mereka berada dibawah selimut sehingga aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Tetapi perempuannya jelas sedang berbaring terlentang, seperti ini,” kata Mery sambil berguling terlentang, dengan kedua pahanya direnggangkan.

“Dan ada seorang laki-laki menindihnya dari atas.”

“Tidak, dia tidak akan bisa berbuat sesuatu!” kataku penasaran.

“Kenapa tidak? Mari kita coba!”

Aku benar-benar khawatir. Aku tidak ingin melukai Mery. Tapi aku ingat katika bermain bola, Mery pernah ditindih beberapa anak laki-laki yang ternyata tidak apa-apa. Tapi ada sesuatu yang membuatku berdebar-debar, dengan posisi itu aku akan bisa bergesekan lebih banyak dengan gundukan kecil di pangkal paha Mery. Daerah itu terasa hangat dan telah menghipnotisku sehingga sempat bembuatku hampir orgasme.

“Sekarang berbaringlah di atasku,” kata Mery.

Aku merebahkan diri menindih tubuhnya dengan bertumpu pada kedua tanganku. Kurasakan sepasang bukit di dadanya menusuk dadaku! Desah nafasnya menyapu wajahku dan kucium keharuman rambutnya, demikian juga kehangatan yang terpancar dari pangkal pahanya. Aku benar-benar terangsang berat, apalagi ketika kedua tangannya merangkul leherku sehingga tubuh kami berhimpitan.

“Kamu menyukai posisiku seperti ini?” bisikku dengan suara bergetar.

“Yeah. Sepertinya nyaman,” bisik Mery. Mata kami saling pandang, 1001 perasaan bercampur aduk. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sampai Mery berbisik,

“Kamu pernah mencium seorang gadis?”

“T.. Tidak pernah,” jantungku berdebar keras, aku tidak pernah sedekat ini dengan Mery. Wajahnya yang manis sekali tampak merah padam, tapi malah kelihatan semakin cantik. Tubuhnya yang harum, padat tapi lembut sekali.

“Aku juga,” kata Mery, kemudia kita tertawa bersama.

“Maksudku aku tidak pernah mencium seorang laki-laki, tapi..”

Tiba-tiba Mery menarik wajahku dan.. Bibirku bersentuhan dengan bibirnya.. Kami berciuman sambil menutup mata, bibir kami saling bergesekan, saling menghisap dan lidah kami saling menyentuh dan membelai..

Wow, sesuatu yang sangat luar biasa!! Getaran sentuhan bibir kami sampai terasa kesekujur tubuh kami, terasa niimaat sekali, sulit kami gambarkan dengan kata-kata. Ciuman itu terhenti karena kami kehabisan napas.

“Ohh, luar biasa, manis sekali,” desahku.

Tapi tiba-tiba aku terkejut ketika Mery malah tetawa genit.

“Mnn.. Mmmhmm.” tawanya yang genit lagi.

“Apa yang sangat lucu?” tanyaku penuh tanda tanya.

“Aku dapat merasakan kamu.” kata Mery sambil tersenyum manis.

“Tapi? Aku dapat merasakan kamu juga.” kataku masih bingung.

“Tidak, maksudku aku dapat merasakan anumu.. Um.. Penismu. Aku merasakan benar-benar sangat keras.”

Aduh! Aku benar-benar telah melupakan! Aku benar-benar bodoh luar biasa, dan Mery bisa ceritakan teman-temanku! Aku bisa sangat malu, tapi hal itu terjadi tanpa dapat kukendalikan.

“Oh.. Aku.. Minta maaf, aku benar-benar tidak sengaja, itu terjadi dengan sendirinya, tanpa dapat kucegah.” kataku terbata-bata, sambil bergerak mengangkat pinggulku.

“Hey, Aku tidak keberatan koq.” kata Mery, sambil melipat kakinya memeluk pinggulku, sehingga aku tidak bisa bangun, dan kurasakan tonjolan penisku semakin merapat erat dengan cembungan vaginanya.

“Aku.. Aku tidak tahu. Itu kadang-kadang terjadi dengan sendirinya.” kataku mencoba untuk menerangkan keadaanku.

“Benar? Bagus sekali.” kata Mery sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga aku semakin terangsang.

“Seberapa besarnya?” bisik Mery.

“Apanya?!” tanyaku agak panik.

Mery tertawa genit, dia senang melihat kebingunganku.

“Seberapa besarnya mm penismu? Aku merasakan cukup besar. Aku hanya tidak bisa memahami apakah anunya seorang gadis bisa dimasuki yang sebesar itu?

“Aku tidak tahu, aku juga tidak pernah memikirkan seberapa besarnya.”

“Coba kulihat,” kata Mery.

Hatiku semakin berdebar-debar, Mery ingin melihat penisku! Apakah aku harus telanjang bulat di depan seorang gadis? Tidak!

“Ayolah, biarkan aku melihatnya, please?”

Tunggu dulu. Ini adalah kesempatanku untuk melihat seorang gadis telanjang. Ini benar-benar sesuatu yang luar biasa! Tapi aku tidak yakin Mery membolehkan aku melihatnya. Tapi ternyata Mery mau! Mery juga benar-benar ingin melihatku telanjang. Hanya untuk melihat, tanpa berbuat apa-apa lagi!

“OK, kamu dulu.” kataku.

“Tidak, kita sama-sama.” katanya.

Ini memang adil. Aku segera membuka bajuku, demikian pula Mery. Detak jantungku terasa semakin cepat. Aku pernah melihat Mery dalam pakaian renang, tapi ini benar-benar luar biasa.

Sambil melepas bajuku, mataku tidak pernah lepas dari bra-nya yang berwarna putih, dan juga kulit tubuhnya yang kuning mulus. Aku benar-benar tidak pernah membayangkan begitu luar biasa, apalagi ketika Mery membuka kaitan bra-nya dan melepaskannya.. Jantungku seakan berhenti bertetak..

Akhirnya aku benar-benar melihat buah dada seorang gadis!! Bulat, putih bagai cream, puting kecil berwarna pink yang mencuat indah sekali. “Mmm.” Guman Mery menyadarkanku. Mery tersenyum-senyum malu melihatku terbengong-bengong melihat kemulusan buah dadanya.

Aku segera melepaskan sabukku, Mery menyusupkan jarinya memegang elastik celana pendeknya dan berhenti menungguku.

Aku segera melepaskan kancing celana dan terus melepas celana jeanku. Penisku yang tegang langsung tampak mencuat dari dalam celana dalamku. Tiba-tiba mukaku merah padam, ternyata Mery belum melepas celana pendeknya.

“Hey! Ayoi! Kamu kan janji bersama-sama!”

“Oh, maaf. Aku lupa,” kata Mery sambil sorot matanya tidak lepas dari tonjolan penisku di celana dalamku.

Mery kemudian berbaring sambil melepas celena pendeknya melewati pinggulnya yang bulat indah. Tubuh kami berdua sekarang tinggal dibalut oleh celana dalam. Aku benar-benar kagum dengan kemulusan kulit tubuhnya bagaikan kulit bayi, kuning kemerahan dan halus sekali.

“Siap,” kata Mery.

“OK,” kataku mantap.

Aku benar-benar sudah tidak sabar lagi melihat tubuh seorang gadis yang telanjang bulat di depanku. Dan.. Hal itu benar-benar menjadi kenyataan ketika Mery pelahan-lahan melepas celana dalamnya, bersamaan dengan kuturunkan celana dalamku melewati kakiku.

Dan kemudian kami berdua sama-sama terbengong-bengong melihat tubuh telanjang di depannya. Kulit tubuh Mery benar-benar mulus, lekukan tubuhnya benar-benar mempesona.

Ketika sudut mataku melihat ke Mery, kulihat wajahnya merah padam dan sorot matanya menjelajahi seluruh tubuhnya. Sepertinya wajahnya jadi semakin cantik dan oohh.. Sepasang bukit dadanya benar-benar mengagumkan dan menggetarkan hatiku

Tapi.. Bagian bawahnya.. Kulihat rambut kecil-kecil halus berwarna pirang menutupi cembungan dipangkal pahanya. Tapi tidak ada lagi yang bisa kulihat, sepertinya semuanya tersembunyi dibalik rambut halus itu.

“Wow,” seru Mery.

“Berbaringlah terlentang, aku ingin bisa melihatnya dengan jelas.”

Aku tidak bisa menolaknya, aku terlentang sambil memperhatikan Mery. Dia bergeser mendekati diriku. Sepasang bukit dadanya ikut bergoyang, pemandangan yang menakjubkan sekali. Aku tidak memperhatikan tangannya sampai ketika jari-jarinya mengelus batang penisku dengan lembut.

”Oh besar sekali, keras, tapi kulitnya lembut sekali.” kata Mery sambil tangannya menjelajahi seluruh bagian penisku, meremas dan mengusap-usapnya dengan lembut.

“Ouchh!” erangku. Sepertinga tubuhku melambung tinggi..

“Benar-benar luar biasa,” desis Mery benar-benar terpesona menyaksikan penisku yang tegang kukuh dan keras. Kurasakan jari-jari Mery mengocok-kocok batang penisku naik turun dengan penuh gairah.

Aku tidak pernah melihat penisku menjadi sebesar itu, sepertinya penisku telah mengembang secara maximum. Mataku tertutup rapat-rapat.. Mulutku mendesah-desah tanpa dapat kukendalikan lagi,

“Ooohh.. Aaahh..” aku benar-benar tidak pernah merasakan senikmat ini.

“Kau senang aku beginikan?” bisik Mery dengan suara genit.

Gerakan tangannya naik-turun semakin cepat sampai pinggulku terangkat-angkat menahan nikmat dan geli luar biasa. Akhirnya aku tak dapat menahan lagi, dengan diiringi teriakkan nyaringku, spermaku meledak dan menyembur kuat keudara beberapa kali.

Inilah untuk pertama kalinya aku mengalami orgasme. Mery juga berteriak tertahan dan meloncat menjauhiku, gadis ini benar-benar terkejut melihat spermaku yang begitu dasyat menyembur keudara dan sebagian jatuh menimpa tangan, paha dan dadanya.

Beberapa saat aku terkulai lemas. Sepertinya aku sempat tak sadar beberapa detik. Begitu pula Mery, gadis ini terbengong-bengong melihat kejadian yang benar-benar tak pernah terbayangkan olehnya.

“Apa.. Apa yang terjadi??” kata Mery terbata-bata.

“A.. A.. Aku tidak tahu. Aku tidak pernah mengalami seperti ini sebelumnya.” kataku tergagap-gagap.

Setelah berpikir beberapa saat Mery berkata pelan.

“Aku tahu. Kau mengalami orgasme.” katanya sambil mengusap-usap cairan kental spermaku yang berhamburan kemana-mana.

“Ini adalah sperma. Tapi aku benar-benar tidak menduga proses keluarnya begitu luar biasa.
“Yeah, memang sangat luar biasa. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan sulit kugambarkan.” kataku.

Mery tertawa genit.

“Itu karena aku! Aku yang membuatmu sampai orgasme! Tadinya aku khawatir, kau mengerang-erang seperti kesakitan.”

“Yeah. Benar-benar luar biasa. Jari-jari tanganmu juga luar biasa” kataku sambil melihat tubuh moleknya yang telanjang bulat. Dan akupun tak ingin membuang tempo lagi.

“Hey. Sekarang gantian aku!! Cepat kamu berbaring” kataku.

“Tapi.. Tapi kau pelan-pelan ya??” kata Mery.”Aku takut.”

“OK, jangan khawatir, aku tak akan menyakitimu.”

Ya Tuhan, inilah hari bersejarahku sebagai seorang laki-laki. Dihadapanku berbaring terlentang sesosok tubuh gadis yang luar biasa cantiknya telanjang bulat. Mataku benar-benar termanjakan dengan pemandangan yang benar-benar menakjubkan.

Pelahan-lahan kuusap cairan spermaku yang menempel di bukit kecil di dada Mery. Tanganku sampai gemetaran meraba kulit kenyal dan halus di sepasang bukit indah itu. Puttingnya yang kecil jadi mengeras ketika tanganku mengelus-elusnya.

Apalagi ketika puting itu kepegang dan kupilin-pilin lembut, Mery mengerang lembut. Hatiku sampai berdesir mendengar erangan aneh itu. Sepertinya mengandung kekuatan magis yang membangkitkan kembali gairahku.

Kuturunkan tanganku menelusuri perutnya kebawah sampai daerah pangkal pahanya. Kuusap-usap rambut halus pirang disana. Rambut yang panjangnya sekitar 1/4 inci itu sangat lembut. Aku tidak menduga didaerah itu bisa tumbuh rambut. Ujung jariku kususupkan ke celah-celah yang membelah vertikal gundukan kecil di pangkal pahanya. Daerah itu ternyata basah oleh cairan lendir.

“Buka lagi pahamu, aku tidak bisa melihat apa-apa disini.”

Ketika Mery membuka lagi pahanya, tampaklah celah-celah yang berwarna pink yang mengkilat basah oleh cairan lendir.

“Wow!!”

Benar-benar pemandangan yang luar biasa, aku tidak pernah membayangkan seperti itu bentuk vagina seorang gadis.

Kudekatkan wajahku agar bisa melihat lebih jelas daerah misterius yang sudah lama ingin kulihat. Kucium aroma khas yang segar dan juga cukup harum. Kukita Mery sangat rajin membersihkan daerah itu.

Tapi kembali aku tak bisa melihat apa-apa selain celah vertikal yang tertutup. Dengan hati-hati kususupkan jari-jariku kebibir vertikal yang cukup tebal itu, kurasakan kebasahan dan kehangatan didaerah itu.

Pinggul Mery terjungkit-jungkit setiap kali kugosok celah-celah itu, bibirnya setiap kali juga mengeluarkan desahan-desahan aneh yang merangsang pendengaran, apalagi ketika ujung jariku menyentuh tonjolan clitorisnya.

Sepertinya daerah tersebut sangat sensitif seperti juga sulit penisku, dan Mery juga merasakan nikmat yang tak kalah bebatnya seperti ketika Mery mengusap penisku. Aku jadi semakin bersemangat menggerakkan jariku menyusuri celah-celah itu.

Akhirnya mataku melihat lubang kecil berwarna merah muda dibawah tonjolan clitorisnya. Dari lubang itulah cairan bening itu keluar. Lubang itu cuma sebesar ujung jari kelingkingku. Aku yakin itulah yang disebut vagina yang tadi ditunjuk oleh Mery, dan di buku dikatakan bahwa penis dimasukkan ke lubang itu.

Tapi koq begitu kecil? Kumasukkan ujung jariku ke lubang itu, terasa hangat dan ketika kugerak-gerakkan tiba-tiba aku sangat terkejut, sepertinga ujung jariku terhisap oleh lubang itu. Aku jadi penasaran sekali, ketika akan kumasukkan lagi tiba-tiba Mery membentakku.

“Hey! Apa yang kamu lakukan?!” katanya sambil melompat ketika ujung jariku kumasukkan lebih dalam.

“I just want to see what it feels like.”, I said, still pushing. Now, it was past the first knuckle.

“Aku hanya ingin tahu lubang apa itu.”, kataku sambil terus mau memasukkan ujung jariku lagi.

“Cut it out!” she was squirming. I kept pushing. She moaned and said again, but more softly,

“Keluarkan cepar keluarkan.” kata Mery panik.

Ujung jariku seperti menabrak suatu dinding dan ketika kudorong lagi.

“Auw.. aduh stop!!” Jerit Mery kesakitan. Dengan gugup kutarik ujung jariku keluar lubang kecil dan sempit itu.

“Itukan lubang dimana penis dimasukkan bukan??” kataku mencari kepastian.

“Mungkin.”

I started pushing my finger into her again,”Does it feel like a penis?”

Aku memulai mendorong lagi jariku ke dalam lubang itu,

“Apakah seperti dimasukkan penis?” tanyaku lagi. Pinggul Mery kembali menggeliat-geliat.

“Aduuhh stop, stop please!” Rintih Mery.

Aku ingat ketika singa jantan memasukkan penisnya kevagina singa betina. Tapi Mery sepertinya merasa kesakitan dan keenakan sekaligus. Kini jariku kugerakkan keluar masuk. Lubang itu begitu sempit dan ketat menjepit ujung jariku.

Cairan lendir semakin banyak keluar. Kulihat Mery tidak lagi kesakitan, cuman mulutnya tak henti-hentinya mendesis keenakan dan tubuhnya menggeliat-geliat begitu menggairahkan.. Sampai tiba-tiba tubuhnya menggigil dan mengejang,

“Aaahh.. Ooohh,” jeritnya nyaring sambil menarik tanganku dari liang itu.

“Apa yang terjadi??” tanyaku keheranan.

“Entah, ahh.” Desah Mery dengan nafas tersegal-segal.

“Mungkin aku orgasme,” bisik Mery sambil tersenyum manis sekali.

“Ohh, kupikir memang benar penis harus dimasukkan ke lubang itu,” kataku, “Tapi aku tidak yakin lubang itu terlalu kecil untuk ukuran penis.”

“Kenapa tidak?” kata Mery sambil melihat penisku yang mulai membesar dan menegang lagi.

“Penis terlalu besar. Ujung jariku saja sudah sulit masuk, apalagi penis yang ukurannya jauh lebih besar dan panjang.”

Mery meraih kembali penisku.

“Yeah aku tahu maksudmu.”

Dia memperhatikan penisku dengan seksama sambil mengusap-usapnya. Sepertinya dia sangat sangat tertarik dan menyukai penisku itu, seperti barang antik yang sangat berharga.

“Jika tidak cukup, paling tidak kita bisa mencobanya untuk meyakinkan samapi sejauh mana.” kata Mery sambil melirik ke arahku, senyuman genis tersungging dibibirnya.

“Apa kau pikir cukup aman?” tanyaku ragu-ragu. Tentunya aku sangat senang melakukannya, tapi aku khawatir Mery akan kesakitan.

Mery kembali berbaring terlentang dan pahanya dibuka lebar.

“Yakin. Bila tidak muat dimasukkan ke dalam milikku, maka kita akan mencari cara lainnya. Apapun juga kamu bisa ejakulasi, dan itu tidak akan menbuatku hamil karena tidak masuk ke dalam.”

Aku segera menempatkan pinggulku diantara kedua pahanya. Terasa hangat, basah dan lembut. Kugerak-gerakkan ujung penisku untuk menemukan lubang itu, begitu menyentuh lubangnya, kutekan sedikit, kemudian kugerakkan pinggulku sambil terus menekan.

Sepasang bukit dadanya mengeras, putingnya menusuk dadaku. Kedua tangannya merangkul leherku. Kami kembali berciuman. Tubuh kamu saling menekan dan menggesek.

Mery ketawa genit sambil berbisik, “Aku sangat senang kamu ada disini, dalam posisi seperti ini,” katanya sambil memelukku dengan mesra sekali.

Kami terus saling menggesek dan menekan, tangan kami juga saling mengelus dan meremas-remas. Nafas kami semakin cepat dan tubuh kami juga semakin panas, peluh kami mulai membasahi tubuh kami. Ini benar-benar luar biasa.

Gesekan-gesekan itu demikian nikmatnya. Tapi usaha penisku untuk masuk ke lubang itu selalu gagal.

“Masih belum bisa masuk?” Bisik Mery.

“Coba kutekan agak keras lagi,” kuangkat sedikit pinggulku, kemudian kutekan keras, tapi ternyata malah meleset kesamping.

“Uhh..” desis Mery.

“Coba kubantu,” bisik Mery sambil tangannya meraih batang penisku, kemudian ditempatkan tepat di gerbang liang vaginanya.

“Tekan!!” kata Mery.

“Yeah,” kataku sambil menekan pinggulku cukup kuat.

Kuangkat sedikit lagi, kembali kutekan lebih keras sambil tangan Mery mengarahkan penisku. Kurasakan liang itu semakin mengembang dan tiba-tiba sebagian ujung penisku berhasil melesak ke dalam.

“Stop!” teriak Mery.

“Ohh..” keluhku, sambil menghentikan gerakanku.

Kepala penisku yang bulat sudah berhasil masuk keliang vagina Mery. Begitu ketatnya liang itu seperti mengunci ujung penisku.

“Ujung penisku sudah berhasil masuk,” bisikku.

“Ya, aku tahu. Aku dapat merasakannya.” kata Mery.

Pelahan kutarik sedikit penisku pelan-pelan, kemudian kutekan lagi dengan tekanan lebih kuat. Begitu kulakukan berulang-ulang sampai ujung penisku tiba-tiba menabrak kuat dinding penghalang disana.

“Ahh, stop, kita sebaiknya berhenti, ohh jangan!” kata Mery terbata-bata.

Meskipun mulutnya mengatakan jangan, tapi kurasakan pelukan Mery malah semakin erat, dan pinggulnya pun bergerak mengimbangi tusukannku.

“Kita sebaiknya berhenti.. Kita, ohh stop!” rintih Mery.

“Yeah.” kataku, tapi penisku tidak mau berhenti. Tekanan pinggulku makin lama makin kuat sehingga akhirnya..

“Aaahh.. ADUH!! Ohh.. Aaahh,” jeritan Mery melengking kuat ketika penisku berhasil menembus benteng penghalang itu.

Batang penisku tenggelam seluruhnya ke dalam liang yang sudah tidak perawan lagi, sampai bola testicle-ku menekan pangkal pahanya. Jeritan Mery dan cengkeraman kukunya mencengkeram kuat di pundakku dan pahanya memeluk kuat kuat pinggulku membuatku benar-benar terkejut.

“Aduh! stop, stop!” jerit Mery.

Kurasakan jepitan liang vagina Mery yang begitu kuat dan ketat sekali, kurasakan juga denyutan-denyutan dinding liang itu seperti menyedot penisku, dan kurasakan kehangatan disana.

“Mery. Penisku sudah masuk semua.” kataku sambil terengah-engah.

“I can tell. It hurt. A lot.”

“Aku bilang stop! Sakit sekali tahu!” bentak Mery. Kulihat wajahnya merah padam dan air matanya mengalir membasahi pipinya.

“Maafkan aku Mery. Aku tidak bisa mengendalikan diriku.”

“OK. Bisa kamu tarik keluar sekarang?”

“OK..” Aku cabut penisku pelan-pelan, Mery merintih, kutekan lagi pelan-pelan dan kembali kutarik lagi sedikit. Kurasakan sesasi gesekan antara penisku dan dinding liang vagina Mery begitu luar biasa nikmatnya. Tubuhku sampai menggigil menahan geli dan nikmat yang teramat sangat.

“Mery, sebaiknya jangan dilepas,” bisikku.

“Ya, aku tahu..” desah Mery sambil menggerakkan pinggulnya keriri-kanan mengikuti gerakan pinggulku. Tangan Mery kembali memelukku erat-erat. Seperti juga aku, sepertinya Mery juga merasakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa.

Dia ingin menghentikannya, tapi kenikmatan itu sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Dan tiba-tiba kembali tubuh Mery mengejang sambil mengerang cukup keras, ketika Mery mencapai orgasmenya yang kedua kali. Mery sepertinya mengatakan sesuatu kepadaku, tapi tidak jelas, akhirnya ia menggigit pundakku.

Diding liang vaginanya berdenyut-denyut kuat, membuat penisku tersedot-sedot dan sepertinya aku juga tidak kuat lagi menahan diri. Kutekan penisku dalam-dalam dan..

“Aaahh..” spermaku menyembur kuat berkali-kali didasar liang vagina Mery.

Entah berapa lama kami terkulai sambil berpelukan, penisku masih tertanam diliang vagina Mery..

Ketika kami sadar, segera kutarik penisku yang sudah mengecil itu. Kulihat cairan spermaku bersama cairan vagina Mery berhamburan dimana-mana. Dan cairan itu berwarna merah.. Memang benar-benar darah Mery yang bercampur cairan sperma.

“Ya ampun, Mery, aku benar-benar melukaimu, maafkan aku Mery,” seruku panik.

“Ohh tidak!” jerit Mery sambil melihat ke vaginanya.

“Kamu ejakulasi di dalam lubang vaginaku!! Kau masukkan spermamu di dalam! Aduh, kamu bisa membuatku hamil!!”

Cepat-cepat kuperiksa vagina Mery. Tidak kelihatan ada luka disana, tapi darah keluar dari liang vaginanya. Aku yakin, pasti bagian dalam liang vagina itu ada yang luka.

Akhirnya kami memutuskan untuk tidak menceritakan kepada orang lain kalau Mery sembuh nanti. Kami cuman bisa menunggu untuk melihat apakan Mery hamil atau tidak.

Kami segera berpakaian dan aku segera lari pulang kerumah. Sampai beberapa minggu kami berdua dihinggapi perasaan takut. Dan Mery pun sepertinya takut untuk menemuiku. Dia selalu menghindar kalau melihatku.

Kami memang tidak pernah menceritakan kejadian itu kepada orang lain, dan kami juga tidak pernah melakukan hubungan sex lagi, tapi kami masih berteman sampai beberapa tahun, sampai akhirnya aku pindah ke Denver. Tapi aku tidak pernah melupakan hari bersejarah yang sangat menakjubkan itu!!

Nikmatnya Ngentot Dengan Yenny

$
0
0

multixnxx- Maki Koizumi  Maki Koizumi with big chest-13 (1)Suatu malam aku di telepon oleh saudara perempuanku yang bernama Yenny. Dia adalah anak dari adik perempuan ibuku. Umurnya 4 tahun lebih tua dariku. Hubungan keluargaku dengan keluarga adik ibuku lumayan dekat dan akrab.

Malam itu adalah Jumat kira-kira pukul 23.00, aku diminta tolong untuk menjemputnya di sebuah cafe di salah satu hotel berbintang 5. Salah satu temannya mengadakan acara pesta ulang tahun. Karena tidak ada yang bisa menjemput maka aku dimintai tolong. Orang tuanya sedang pulang kampung dan suaminya sedang dinas di luar negeri. Padahal aku sendiri juga ada janji berkumpul bersama teman-teman dan menginap.

Aku berpikiran, hanya menjemput dan mengantar pulang saja tidak akan makan waktu lama, apalagi sudah tengah malam, aku masih bisa menyusul teman-temanku yang sedang dugem. Setelah kuparkir mobilku di basement, aku langsung naik eskalator dan menuju lantai 3 tempat cafe itu berada. Dari depan dapat kudengar dentuman suara musik dance yang cepat. Suasana di dalam gelap, hanya ada beberapa penerangan di sudut-sudut ruangan. Aku berkeliling mencari Yenny. Ternyata dia sedang di lantai menari dengan sedikit liar bersama teman-teman wanitanya. Ada beberapa yang seksi dan menarik perhatianku. Tapi tujuan utamaku adalah mengantar Yenny pulang dan bergabung kembali dengan teman-temanku.

“Yenny!” seruku. Ternyata dia tidak mendengar karena musik yang dimainkan sangat keras. Kupegang pundaknya, ia pun menoleh dan langsung mengenaliku.
“Indra..!” sapanya. Aku dapat mencium bau alkohol dari mulutnya, dan dia memang terlihat sangat mabuk.
“Kapan datangnya? Sudah lama?” tanyanya sambil bergoyang mengikuti alunan musik.
“Baru sampai, Sudah jam 11 lewat nanti Jimmy marah loh kalo pulangnya kemaleman.” jawabku sambil sedikit berteriak.
“Iya aku tahu.. Sebentar ya..” Yenny meninggalkanku dan berpamitan pada teman-temannya.

Tidak lama kemudian, Yenny menghampiriku dan kami pun meninggalkan tempat pesta itu. Setelah berjalan beberapa langkah, Yenny kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh. Secara refleks aku memegang lengan dan pinggangnya.

“Apakah kamu baik-baik saja?” tanyaku.
“Iya.. Tidak apa-apa kok..” jawabnya. Karena takut dia jatuh, maka aku terus memegangi pinggang dan lengannya.

Setelah sampai di mobil, langsung kunyalakan mesin dan kuarahkan ke rumahnya. Tidak sampai lima menit, Yenny telah tertidur dengan pulas. 15 menit kemudian aku telah sampai di rumahnya. Aku coba untuk membangunkannya, tetapi tidak bisa. Yenny benar-benar tertidur lelap sekali. Kubuka tas tangannya dan kuambil kunci rumahnya. Terpaksa aku menggendongnya ke dalam rumah.

Kubaringkan dia di ranjangnya dan timbul sebuah ide di dalam kepalaku. Aku telah bersusah payah menggendongnya ke kamarnya yang terletak di lantai 2, seharusnya aku mendapatkan imbalan yang setimpal. Imbalan yang kuinginkan tidak lain adalah kepuasan duniawi untuk penisku.

Aku langsung membongkar lemari pakaiannya. Tanganku meraba-raba celana dalamnya yang semuanya berukuran mini dan halus dengan berbagai warna, seleranya memang bagus. Kuambil satu yang berwarna kulit dan kuhirup dalam-dalam. Tidak tercium aroma dari vaginanya, tapi cukup untuk membuatku bergairah.

Aku berpaling ke arah Yenny, dia masih tertidur. Tiba-tiba saja aku tersentak dan langsung aku kembali membongkar-bongkar lemari bajunya. Akhirnya aku menemukan apa yang kucari, namun terdapat juga sedikit rasa kecewa. Dengan tangan yang sedikit bergetar kuangkat ‘harta karun’ itu. Kubuka lipatannya dengan perlahan, terbentanglah sebuah stocking nylon berwarna kulit yang sheer toe dan lacy top (transparan sampai ujung kaki dan pengikatnya berupa renda-renda yang seksi).

Penisku langsung bereaksi dengan kuat. Langsung otakku memerintahkanku untuk masturbasi sambil mengenakan stocking dan celana dalam Yenny. Sekali lagi kuperhatikan Yenny yang sedang tidur, kemudian aku masuk ke kamar mandi dan melepaskan semua pakaianku. Perlahan-lahan kutarik stocking tersebut sampai ke tengah pahaku. Seluruh tubuhku diselimuti oleh getaran-getaran erotis ketika stockingnya bergesekan dengan kulitku. Demikian pula ketika celana dalamnya menyelimuti selangkangan, pantat dan buah zakarku.

Celananya terlalu kecil sehingga tidak dapat menyelimuti penisku, tapi ini memudahkanku untuk bermasturbasi. Akan lebih nikmat lagi jika ada sebuah celana dalam lagi untuk membalut kejantananku, maka aku pun keluar dari kamar mandi dan kuambil sebuah celana dalam lagi yang berwarna merah muda. Langsung kubalutkan pada penisku. Kukocok penisku sambil membayangkan bercinta dengan saudaraku. Tanpa sadar aku menoleh ke arah Yenny dan timbul sebuah pemikiran untuk langsung bersetubuh dengannya. Namun ada pertentangan di dalam batinku. Akhirnya aku memutuskan untuk bermasturbasi dengan melihat Yenny dari dekat dan mencoba untuk menyentuhnya bila memungkinkan.

Aku berlutut di samping ranjang Yenny. Dia tidur dengan telentang, kuamati dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki. Wajahnya yang cantik dan manis, rambutnya yang sedikit dicat coklat selalu terbayang-bayang di dalam hatiku. Payudaranya yang tidak terlalu besar namun padat berisi. Gaun pestanya berwarna hitam terbuat dari sutra yang halus, hanya ada sebuah tali yang menyimpang dari pundaknya untuk menggantungkan gaun tersebut.

Gaun sutra itu membungkus tubuhnya yang langsing dan padat dengan ketat, dan berakhir di atas lututnya. Ditambah lagi ada belahan di sebelah kanan sampai tengah pahanya hingga menambah keseksian gaun tersebut dan tentu saja pemakainya. Kakinya padat dan proporsional di balut oleh stocking hitam yang sangat transparan dan kakinya memakai sepatu tali (hanya ada 3 buah tali) berwarna hitam yang menggiurkan.

Kutelan ludahku, tidak dapat kupercaya saudaraku yang sering menjadi fantasi masturbasiku terbaring di hadapanku, seolah-olah mengundangku untuk menyetubuhinya. Dengan gugup jari tengah kananku menyentuh pergelangan kaki kanannya. Kuamati wajah Yenny, ternyata tidak ada reaksi. Kutelusuri tulang keringnya sampai tengah pahanya dengan jariku. Tidak ada reaksi juga darinya. Kugunakan telapak tanganku dan kutelusuri kembali sampai ke pergelangan kakinya. Kejantananku berdenyut-denyut dengan hebat, rasanya aku bisa orgasme dengan hanya mengelus-elus kakinya yang dilapisi oleh stocking yang halus. Berulang kali aku mengelus-elus kaki kanan dan kirinya dan sesekali memperhatikan wajah Yenny.

Kusentuh dengan ringan pipinya yang halus dan kencang, kudekatkan wajahku dengan wajahnya, sampai aku dapat mendengar nafasnya. Kukecup bibirnya dengan lembut, rasanya sungguh menghanyutkan. Kukulum dan kujilat bibirnya untuk beberapa saat, kemudian kukecup dan kujilati dadanya. Payudaranya terasa lembut dan benar-benar pas dengan pijatan tanganku. Aku hendak mencicipinya namun gaun yang masih ia kenakan menghalangi, terpaksa kukecup bersama gaunnya yang tipis dan halus.

Aku tidak menyangka Yenny tertidur begitu lelap hingga tidak dapat merasakan payudaranya sedang kuremas-remas. Pertama-tama kuremas dengan pelan dan lembut, kemudian remasanku bertambah kuat dan lebih kuat tetapi tetap lembut, karena aku tidak ingin menyakitinya. Melihat reaksi Yenny yang tetap tidak terbangun dengan apa yang sedang kulakukan, memompa gairahku untuk bertindak lebih jauh, bahkan saat ini aku tidak peduli lagi jika saudaraku yang cantik ini terbangun.

Aku beralih ke jar-jari kakinya. Kutempelkan hidungku pada jari kakinya yang mungil yang masih terbungkus manis oleh stocking dan sepatu talinya. Kuhirup dalam-dalam, aromanya benar-benar membuat kepalaku melayang, tidak tercium bau kaki yang memuakkan tetapi suatu wangi yang seksi dan menggetarkan. Kukecup satu persatu semua jari kakinya kemudian kulahap ke dalam mulutku. Hasratku meledak saat itu juga, kuoral kakinya yang terbalut stocking hitam yang halus dan lembut.

Baru kali ini aku begitu bernafsu melakukan french kiss dengan kaki perempuan. Aku tidak mau melakukannya jika pasangan seksku tidak memakai stocking atau pantyhose. Setelah puas melahap jari-jari kakinya, aku lanjutkan kecupan dan jilatanku ke pergelangan kakinya, pelan-pelan naik ke betis dan lututnya. Kugeser roknya sampai ke pertengahan pahanya. Yenny mengenakan stocking dengan bagian atas yang berenda (lacy top) dan benar-benar cocok di pahanya yang putih mulus. Tanpa ragu lagi, kujilati dan kukecup semua bagian pahanya.

Tiba-tiba HP-ku berbunyi. Aku terkejut dan langsung berlari dan mematikan suara HP tersebut. Ternyata aku mendapat SMS dari temanku, dan aku baru ingat kalau aku ada janji dengan mereka. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan yang langka ini, meskipun tabu tetapi aku tetap ingin menikmatinya. Akhirnya kubatalkan rencanaku dengan teman-temanku. HP aku matikan, dan aku kembali menghadap Yenny yang tidur bagaikan patung.

Kukocok sebentar penisku yang sekeras batu dan kulanjutkan kembali menodai saudaraku. Siapa suruh dia begitu cantik dan merangsang gairahku. Kuangkat roknya sampai di atas lembah cintanya. Spontan saja kejantananku bergetar dengan kuat, sekujur tubuhku serasa lumpuh dengan gairah yang kurasakan. Tidak kusangka ia mengenakan celana dalam G string berwarna hitam yang sangat kecil. Bagian depannya hanya berupa segitiga kecil yang berpangkal di tempat bulu pubic tumbuh, hebatnya lagi Yenny mencukur bulunya sampai bersih.

Kain yang menyentuh bibir vaginanya tidak lebih dari 1 cm sehingga terbenam di dalam bibir vaginanya yang berwarna merah muda segar. Secara tidak sadar aku melepaskan desahan nafsu dan hasratku. Kusentuh segitiga kecil yang seksi itu, bahannya benar-benar halus dan lembut. Kutarik garis lurus ke arah gua cintanya. Bagaikan petir yang menyambar tubuhku, ternyata vaginanya terasa basah dan licin. Jari tengah kananku bolak balik menelusuri garis kenikmatannya. Makin lama makin terasa basah. Madu cintanya pasti terperangkap di dalam.

Kulebarkan kedua kaki Yenny, kemudian kuposisikan diriku di tengah-tengah vaginanya. Kutempelkan hidungku dan kihirup aromanya dalam-dalam, kepalaku serasa berputar. Aromanya sungguh segar dan memabukkan. Setelah beberapa kali kuhirup dan kunikmati aromanya, kujulurkan lidahku dan menyentuh bibir vaginanya. Lembut, basah dan menakjubkan. Kujilat pelan-pelan seperti anak kucing menjilati susunya. Kutelan semua madu yang berhasil dikumpulkan oleh lidahku. Makin lama makin basah, aku pun sudah tidak sabar lagi, aku ingin meneguk madu cintanya.

Kulahap vaginanya dan kukeringkan madu yang berceceran di sekitarnya. Kugunakan jariku untuk menggeser G string-nya. Mulutku langsung menampung dan menyedot madu yang mengalir dengan deras. Aku terus menyedot bagaikan vaccuum cleaner. Tak dapat dihindari, suara sedotan pun terdengar nyaring. Aku tidak melihat lagi bagaimana ekspresi atau keadaan Yenny karena malam ini aku akan bercinta dengan saudaraku.

Setelah mereda, kukulum bibir vaginanya. Aku berhenti sejenak dan memperhatikan bibir vaginanya yang mekar bagaikan bunga. Kugunakan kedua jariku untuk membuka pintu kenikmatannya, lidahku langsung menelusuri sisi dalamnya. Klitoris adalah sasaran utamaku. Kukulum dan lidahku menari dengan irama sedang. Klitorisnya tak dapat menolak ajakan dansaku dan bergerak mengikuti iramaku.

Aku dapat merasakan tubuh Yenny bergetar dan sedikit bergerak. Ini adalah tanda yang bagus. Ia pasti menikmatinya. Kunaikkan iramaku dan lidahku berdansa dengan liar. Tubuh saudaraku menggeliat dan otot-otot pinggulnya bergetar. Aku semakin terpacu dan bernafsu. Kuvariasikan gerakan lidahku dan kadang-kadang kugigit dengan lembut. Tubuh Yenny semakin tidak terkendali. Kunaikkan pandangan mataku dan kulihat matanya masih tertutup, mulutnya sedikit terbuka, kepalanya bergerak ke kanan dan kiri, tangan dan kakinya pun ikut bergerak.

Aku masih ingin menikmatinya lebih lama, kuarahkan lidahku ke dalam gua kenikmatan duniawinya. Kujulurkan lidahku sejauh mungkin dan kujelajahi semua bagian dalamnya yang hangat dan lembut. Cairan hasratnya terus mengalir dan membasahi hidung dan daguku. Yenny sangat menikmatinya sama seperti aku. Aku jadi ingin bercinta dengannya dalam keadaan sadar, pasti akan lebih seru lagi. Aku iri sekali dengan suaminya, tetapi malam ini Yenny adalah milikku.

Aku kembali pada klitorisnya. Tidak lama, aku mendengar suara desahan halus yang bagaikan musik di telingaku. Desahannya makin kencang dan cepat, pinggulnya terangkat dan otot-otonya mengejang, untuk sesaat tidak terdengar desahannya. Setelah beberapa detik pinggulnya mendarat kembali ke kasur, Yenny kembali mendesah dengan penuh kenikmatan, otot-ototnya mengejang dan mengendur beberapa kali dan madu cintanya kembali membanjir keluar. Tidak kusia-siakan sedikitpun madu yang keluar.

Badannya mulai tenang, tapi kini giliranku. Kuposisikan tubuhku di atasnya dan bertumpu dengan tanganku. Kukecup bibirnya yang sedikit terbuka. Dengan sedikit dorongan, kejantananku masuk ke dalam lembah kenikmatan yang hangat. Badan Yenny sedikit terangkat lalu turun lagi. Kudorong lagi penisku hingga setengah panjangnya. Yenny kembali menggeliat, dan mulutnya terbuka lebih lebar dan kepalanya sedikit terangkat. Kutarik keluar sampai ujung kepala penisku lalu kudorong masuk lagi untuk beberapa kali, tidak ada hambatan yang terjadi, yang ada hanyalah jalan tol yang mulus.

Kali ini kudorong masuk semuanya. Vaginanya terasa kencang dan hangat. Aku tidak berani menimpanya jadi kusangga tubuh bagian atasku dengan tangan, pinggangku bergerak perlahan-lahan. Aku tidak berani terlalu cepat dan kencang, tapi aku jadi penasaran minuman beralkohol apa yang dia minum. Belum pernah aku bersetubuh dengan gerakan selambat ini, alhasil aku dapat merasakan semua sensasi yang terjadi pada waktu mendorong dan menarik. Yenny kembali mendesah.

Kuangkat kaki kanannya dan posisi Yenny bertumpu pada sisi badan sebelah kiri. Kupeluk kakinya yang menggairahkan dan kaki kiriku berada di depan, seperti posisi berlutut dengan satu kaki. Kuposisikan kejantananku pada gerbang kenikmatan cintanya dan kudorong masuk dan kutarik keluar dengan perlahan. Kubelai-belai kakinya yang mulus dan kupeluk bagaikan guling. Kembali kulahap jari-jari kakinya.

Ini benar-benar menakjubkan, orgasmeku sudah berada di ambang kenikmatan. Ingin sekali kukeluarkan madu murniku di dalam gua cintanya. Kukembalikan posisi Yenny sehingga ia tidur telentang. Kuangkat kedua kakinya membentuk huruf V. Kutarik penisku sampai hampir keluar dari pintu surga dunianya, kemudian kudorong masuk hingga ke pangkalnya. Setiap dorongan masuk yang mantap selalu membuat tubuh Yenny menegang.

Melihat respons yang indah ini, kupercepat irama percintaanku. Ternyata memang benar, tubuhnya menggeliat dengan hebat. Suara merdunya kembali terdengar menyanyikan puncak kenikmatan duniawi yang hanya dapat dicapai dengan orgasme. Tubuhnya bergetar dan berkontraksi dengan hebat, dapat kurasakan dinding-dinding vaginanya menegang dengan kuat kemudian merenggang sebentar dan menegang lagi. Aku pun semakin bernafsu menyetubuhinya.

Orgasme yang melanda Yenny sungguh hebat, meskipun tidak sadar tetapi organ seksualnya masih bekerja dengan baik. Satu dorongan, dua dorongan, tiga dorongan, akhirnya tibalah waktuku untuk menikmati indahnya dunia. Kucabut kejantananku, dan kuposisikan diriku di bawah dagunya. Tangan kiriku dengan intensif mengocok penisku yang hampir meledak. Tubuhku bergetar dengan sangat kuat, kesadaranku diambil alih oleh dahsyatnya orgasme. Kutempelkan ujung penisku pada pipi kirinya, semprotan pertamaku yang begitu kuat mencapai alisnya. Guncangan tubuhku yang kuat menggeser posisi penisku ke dagu Yenny. Di sinilah aku menghabiskan empat semprotan terakhir. Lima gelombang ejakulasi yang panjang, membuat tubuhku melayang.

Setelah tenang, aku memperhatikan hasil karyaku. Ada sebuah garis putih dari alis kirinya, memanjang ke mata dan pipinya dan berakhir di dagunya. Dagunya dipenuhi oleh madu cintaku sampai mengalir sepanjang lehernya. Ada cukup banyak maduku yang mendarat di bibirnya, aku yakin ada juga yang masuk ke dalam mulutnya. Tiba-tiba Yenny menelannya, spontan aku terkejut dan menjadi terangsang lagi.

Wajahnya yang cantik berhiaskan madu putihku membuatnya begitu cantik dan menggairahkan. Aku segera mengambil HP dan memotretnya dengan kamera HP. Kuhabiskan seluruh memory yang ada untuk mem-fotonya. Aku berpose dengan penisku di bibirnya, dan juga ketika penisku memasuki gerbang kenikmatannya. Ini adalah koleksiku yang sangat berharga.

E N D

Cerita Panas Bercinta Dengan Om Gendut Penuh Nafsu

$
0
0

Cerita Panas Bercinta Dengan Om Gendut Penuh Nafsu

Cerita Panas Bercinta Dengan Om Gendut Penuh Nafsu – Cerita yang aku alami beberapa waktu tahun yang lalu membuatku sangat ketagihan akan bercinta dengan seorang om-om yang mempunyai fantasi seks yang luar biasa. Aku bercinta dengan om gendut yang mempunyai nafsu yang sangat besar sehingga aku pun merasakan kenikmatan darinya.

Kerjaan yg gak bisa ditinggal. aku pun mulai sering telepon2an ama tony, walau dia memaksa untuk datang ke rumah aku, aku tetap aja nolak biarpun aku udah pernah janji, alasan aku takut ketauan, dia ngajak ML di luar aku juga tetap nolak, karena gak mau ninggalin rumah dan takut kalo mas eko pulang aku gak ada di rumah..

Paling banter kita phone sex sampe berjam2. aku berupaya nolak dengan berbagai cara.. tapi ditinggal terus menerus bikin gairah aku semakin tinggi…apalagi setiap pulang kantor mas eko selalu menolak berhubungan dengan alasan keletihan.. ntar aja an, wekeend aja ya.. gila seminggu sekali buat pasangan baru nikah..mmh bikin aku pusing…

kejadian yg gak disangka2 pun terjadi.. suatu pagi, selasa pagi, setelah mas eko ke kantor. entah setelah pesta itu, aku semakin berani aja berpakaian, aku sering banget gak make bra, kalo keluar kemana2.. karena kompleks rumah kami dekat ama pasar, aku memutuskan untuk ke pasar, hanya make daster, dan itupun tanpa bra.. setelah pulang dari pasar, aku lucuti daster aku, tinggal make CD doank, sambil masak.. selesai masak, aku nyantai nonton dvd semiblue..

Gak lama kemudian bel berbunyi, kontan aku kaget, aku kecilin volumenya, lantas ke belakang ngambil baju handuk trus ke pintu.. pas aku buka ternyata om aku ( adik nyokap aku ). om aku ini emang akrab banget ama aku, bisa dibilang aku ponakan paling disayang lah..hehehe ( maklum imut ), doi emang sering mampir ke rumah. dia sendiri udah berkeluarga anaknya dua, masih kecil2 tapi, dulu sebelum married aku sering banget nginep di rumahnya buat ngurusin anaknya, maklum mereka berdua pada bekerja sebagai

PNS, lagian dulu waktu aku masih kecil om aku sering ngurusin aku. om aku di dephankam sedang istrinya di depkominfo… aku kaget aja liat om aku, maklum keadaan aku lagi sedang ‘in’, eh om.. darimana.. ini tadi dari kantor tapi gak ada kerjaan ya om mampir aja kesini sekalian nengokin kamu, gimana udah isi belom ?.. isi apaan? wong mas eko sibuk melulu. sambil melangkah ke ruang dalam.. ani lagi ngapain nih, baru abis mandi?… baru abis masak, mau juga mandi.. oya om mau makan gak? ani tadi masak udang tuh?.. udah om tadi baru makan di kantor, minum aja deh.. aku lantas kebelakang,buatin kopi. aku balik k ruang tamu, nyediain kopi, otomatis aku nunduk didepan doi, baju handuk aku talinya rada kendor, so doi bisa ngeliat nenen aku.. aku mikir ah biasalah.. doi langsung ngomong..

doi emang blak2an orangnya dan sangat dekat ama aku.. weh udah gede aja itu, sambil matanya tertuju ke payudara aku, dulu waktu kamu masih kecil om yg ngurusin kencing beraknya, gak nyangka sekarang udah besar.. idih om bisa aja, yee lagian dulu om udah liat donkh, ani malah blom liat punyanya om..hihihi.. eh, tambah pintar aja sekarang? gimana kabar papa mama? .. tuh kan paling pintar alihkan perbincangan, baik2 aja kok om.. diminum kopinya..

iya, udah kamu mandi aja sana, om mo liat tv bentar.. gak mau mandiin nih om? tantang aku sambil nyalain tv.. eh kamu mulai berani ya? kan sekarang udah gede, jadi bisa mandi sendiri.. alah bilang aja takut ada yg bangun.. eh nakal kamu

ya, awas om bilangin papa loh.. udah sana mandi.. duh lagi malas mandi nih om, kan enak kalo bau keringat gini, lagian kalo ada yg bangun, ntar ani yg beresin deh.. beresin apanya.. ah om masa perlu penjelasan lagi ( om aku biar kulitnya kecoklat2an/hitam tapi badannya tegap banget kayak tentara ) ..

beresin baju maksud kamu .. bikin tenang yang bangun lah om gimana sih.. emang kamu bisa tenanginnya.. yaelah om, emang ani masih kecil apa.. siapa yg ngajarin kamu an? Gak ada suami kamu juga kok ngomong2 yg engak2.. nah tuh kan pasti udah mulai tegang tuh,

Lagian ani jarang gituan om, mas eko sibuk melulu trus sedari kuliah, ani suka terkagum2 ama bodynya om.. ingat gak waktu kita berenang dulu, ani suka meluk om dari belakang kan.. ah kamu bisa aja, sana kamu mandi.. emang abis mandi mau diapain ani?… eh nih anak, biar segar lah… masa sih gak tertarik ama ani om? … hush.. tertarik sih tertarik, tapi ingat kamu kan ponakan saya,

Masa om tega sih ama ponakan… kalo ani yang mau gimana?.. hush ngaco kamu, udah sana mandi.. aku lantas berdiri, tapi gak ke belakang, aku ke pintu dpan, nutupin pintu trus aku locked, ga balik lagi ke ruang tamu tengah, aku liat om aku lagi nonton tv, aku buka aja tali baju handuk..bluup baju handuknya sekarang gak terikat, trus aku jalan ke depan om aku sambil ngambil remote..

om motornya diparkir disamping kan.. om aku tampak kaget.. an kamu ngapain.. kunci pintu depan om biar aman.. sambil aku lepasin baju handuk aku di depan om aku.. trus ngapain kamu buka handuknya.. lha tadi katanya disuruh mandi gimana sih..

iya kamu kan bisa lepasin di dalam kamar mandi.. lha katanya waktu kecil udah ngeliat punya ani kan.. emang beda ya om sama waktu kecil.. sambil tangan aku nurunin CD aku.. aku benar2 polos, jembi yg sedkit bulunya, ditambah payudara aku yg masih mengkal, kulit putih aku, udah gitu aku naikin tangan aku buat rapihin rambut aku,

otomatis bulu2 halus di ketiak aku pun kelihatan.. om aku tambah bengong, tak berkedip ngeliat aku.. aku langsung duduk di sampingnya.. an kkkkaaamu bennnneran nnihh.. aku yg udah ‘in’, langsung aja
tangan aku merayap ke paha om aku.. om mau kan puasin ani?

kita jaga deh rahasianya.. inget gak waktu kita sering berenang.. berempat ama diki dan layla ( kedua anaknya yg masih sd kls satu dan tk ), waktu tante gak bisa ikut.. tangan aku langsung remas2 kontolnya.. udah gitu kita perginya siang jam 2an, kolam renangnya masih sepi banget, trus aku peluk om dari belakang abis tubuhnya sexy abis sih..

trus waktu di kamar mandi, om nyuruh aku mandiin diki dan layla, padahal itu kan kamar mandi cowok, tapi karena sepi dan butuh org buat ngurusin mereka. trus om buka celana renang om sambil menghadap ke tembok, mandi, padahal om tau ada aku disitu,

yg jelas saat itu aku kan udah gak kecil lagi, aku udah kuliah semester 7, tapi om seolah cuek aja, iya sih waktu itu aku gak ngeliat kontol om, karena om menghadap ke tembok tapi otomatis aku ngeliat pantat om, yang tembem itu, trus hitam mengkilat diterpa air..

maksud om apaan.. sambil tangan aku turunin resleting baju pnsnya.. abis itu, om cuma ngelilit handuk doankh di pinggang trus berbalik.. ani tau om,

baju renang ani emang sexy, om bisa leluasa ngeliat buah dada ani kan.. karena ani tau om konak, waktu pura make-in baju buat dicky, ani ngeliat bagian depannya kok nonjol banget.. udah gitu om pura2 berdiri di belakang ani.. sambil ddempetin punya om kan..

ani ngerasa ada yang keras banget di belahan pantat ani, apalagi ani masih make baju renang, yg cuman celada dalam dan bra gitu.. trus om suruh dicky tunggu di luar, padahal om gesek2in punya om persis di belahan pantat ani,

padahal kalo om mau bantuin make baju si layla, harusnya kan kta berhadapan.. tau gak om ani sampe ngumpet dalam hati, gila pasti besar banget nih..udah gitu om julurin tangan alasan buat megang baju si layla padahal om nyenggol toket ani kan,

udah gitu om suruh layla tunggu di luar, tangan om megang pinggul ani sambil om terus gesek2in kontol om di pantat ani..pasti om tau ani juga menikmatinya, makanya ani gak mau beranjak..ani tau kalo saat itu om juga udah habis akal, ani kan dengar suara om udah ngos2an..

tapi ani sama sekali gak protes kan.. malah ani bantu om kan, ani sengaja goyang2in pantat.. coba om pikir dalam kamar mandi cowok, cowok hanya make handuk megang pinggul cewek yg hanya make baju renang berduaan sendirian..

tapi ani tetap gak beranjak..untung kamar mandinya gak ada pintu, gak ada lampu dan kita sedikit terbantu dengan suasana sepi.. inget gak, waktu om udah gak nahan lagi, kontol om udah tegang banget, tapi om gak juga mau nyingkirin handuk,

dan om semakin cepat nusuk pantat ani, tangan om sampai meluk perut ani..kenapa om gak mau nyentuh susu ani?..sampai si dicky masuk trus teriak papa lagi ngapain..lalu om kaget..cepat2 masuk ke kamar kecil..ingat gak?,,

ani tau om tanggung, makanya pas pulang waktu di mobil, ani sengaja make rok mini tanpa $$CD, biar d mobil om bisa liatin punya ani kan..terbukti pas di mobil ani duduk depan, ani narik naik rok ani..om ngeliatin aja meqi ani…

tangan aku udah ngocok2in kontol om aku, yg emang gede, panjang, keras, berurat dan hitam kecoklat2an .. sekarang om gakperlu canggung karena ani udah dewasa dan kita sama2 mau kan?.. iyaaaa nnni tapi kalo kamu hamil gimana? jgn takut om, gak bakal, kan sekarang bukan masa subur, lagian banyak dokter ahli kan….

om aku mulai horny, bajunya doi lepas tangan aku masih ngocokin kontolnya, abis itu aku jongkok didepan dia, turunin celananya, langsung aku isap kontolnya, dari telur, aku mainin lidah aku di ujung kontolnya.. kontol om gede banget, tau gak dari dulu ani udah pengen ngerasainnya..

abis aku kulum kontolnya, aku merangkak naik jilatin dadanya, pentil susunya yg hitam aku sedot..mmh bau keringat lelaki semakin bikin aku bergairah..om aku keliatan kaku banget… tapi doi menikmati, gak lama kemudian, tangan doi megang tubuh aku,

ditidurin aku di sofa, tangan aku diangkat keatas, doi jilat ketiak aku, tangannya mainin susu aku..ani gak papa nih om rasain punya ani..gak papa om, ani mauu ommm, ani mau kontol om.. abis diremas2, doi jilatin susu aku, turun ke pusar, ke perut aku,

abis itu doi mainin meqi aku, dari bibirnya sampe kedalam2 nya.. mmh punya ani wangi.. emang punya tante gak om.. ah punya tante banyak bulunya.. kontol om juga enak .. kan kontol om hitam, lebih putih suami kamu kan.. ah mas eko gak ada apa2nya om, punya om 3 kali lipat…om masukin donk.. iya ponakan sayang..

lantas doi ngangkat pinggul aku dan.. bluuupp, masukin kontolnya yg udah tegang pelan2.. lama2 gerakan makin liar..mmmhhhh ommmm..sambil aku goyangin pantat aku..

annii punya kamu enak banget.. yg benar ahhh om.. kontol om gede banget.. ani suka kontol om?..suka omm…om juga suka meqi ani.. om terus omm.. om aku lalu menunduk, akhirnya kita berpagutan mulut,

sambil terus memompa dan aku pun terus goyang2in pantat aku.. enak an? .. enak ommm.. om sering2 kesini ya.. ntar kalo ketauan gimana.. udah om ygpenting kesini aja dulu ntar kita liat sikon…kontol om enakk banggeeett, lagi ommmmmmm…oooommmmmmmmm,

Ahirnya aku cengkeram leher om aku..mmmmhh aku rasain orgasme yg dasyhat… om aku masih terus memompa..annnnniiiii keluar ommmmmm.. om aku lantas cabut kontolnya, ganti posisi, aku nungging dan doi masukin dari belakang…mmmhhh gak lama kemudian om aku muncrat.. aaannnnniiii oomm tumppaahhh..

tumpahin om di memek ani, genjot trus ommm… setelah kontolnya ditarik aku langsung balik badan, mengulum sisa2 spema di kontol om aku.. dan kita terkulai lemas…makasih om.. kamu nakal an..yee.. gak lama kemudian om aku bangkit menuju kamar mandi,

liat pantatnya yg montok hitam mengkilat, aku jadi horny lagi, aku ikutin ke belakang, sampai di kamar mandi aku jongkok di pantatnya, aku jilatin sampe ke dubur2nya..enak aniii..kamu masih mau sayang..iya om..om aku lalu berbalik suruh aku balik badan,

gentian doi yg jilatin pantat aku..egghh ommm ennnaaaaakkkkk.. gak lama kemudian telpon berdering.. aku buru2 lari ke ruang tengah( mas eko emang suka nelpoan siang2 ) ngangkat telpon, lagi bicara di telepon eh tau2nya om aku udah nyusul,

doi jongkok di belakang aku sambil jilatin pantat aku…mmmhh..an kamu ngapain? nggak gpp kok, lagi ngantuk nih, ntar sore aja telpon lagi ya mas.. ooo oke deh bye.. bye too….klek..egghh ommm enak bangetttttttssss…

Gak lama kemudian hp om aku bunyi, doi cepat2 ngangkat, ngeliat kontol om aku yg udah pada ngaceng llagi, aku cepat2 jongkok, isapin…om aku gak bisa nahan..doi mendesah di telepon, apalagi aku naiki tubuhnya, mainin lidah aku di telinga sebelahnya.

Nikmatnya Ngentot Dengan ABG Perawan

$
0
0

Nikmatnya Ngentot Dengan ABG Perawan

tania-deflowered.thumb teentonyagetsdeflowered
Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia berniat mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur dan mendapati Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus pulang lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam. Begitulah keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore lalu tutup dan buka kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti.

Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda dikampungnya.

Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur.

Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya.

“Shan, kamu sudah punya pacar belum?” Tiba Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Shanti terkikik dan menggeleng.
“Belum tuh”
“Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir” kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi.
“Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu” Jawab Shanti.
“Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe” kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar.
“Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah” timpal Shanti.
“Kan nggak ada yang dengar ini” Jawab Tuti. Mereka terdiam lama.
“Mbak.. ” suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci.
“Mmm?” Jawab wanita itu.
“Ngg..”
“Ngomong aja susah banget sih” Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk.
“Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?” Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu.
“Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter” jawab Tuti seenaknya.
“Maksud Mbak?” Shanti penasaran.
“Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya kontol yang keras!” kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran.
“Bisa macam-macam apa sih, Mbak?” tanya Shanti.

Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda.

“Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh..” jawab Tuti.

Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus.

“Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?” Shanti sekarang melotot tak percaya.
“Lho.. Banyak yang doyan ngemut memek Shan. Ngemut kontol juga enak banget kok” jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti.
“Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?” Shanti merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang.
“Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. “
“Kalo apa Mbak?” Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian memek Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak yakin.
“Yaa.. Malu ahh..!” Tuti sengaja membuat Shanti penasaran.
“Ayo doong Mbak” rengek Shanti.

Tuti sekarang yakin bahwa memek gadis itu sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang melihat pemandangan itu.

“Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget!” bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti membelalakkan matanya.
“Apa itu pejuh?” tanyanya. Tuti merasa tidak tahan.
“Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memek kita basah lho” Jawab Tuti. Ia melihat bagian memek Shanti makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir Tuti.
“Idiihh amit-amit, jorok banget sih”
“Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memek kita harum, tidak bau terasi”
“Idiihh Mbak saru ah!”
“Tapi aku yakin memek kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus”
“Udah ah, lama-lama jadi saru nih” kata Shanti. Tuti tertawa.
“Kamu udah banjir yaa?” goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya.
“Ahh.. Mbaakk!!” Tuti tersenyum melihat Shanti melotot.
“Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih” Kata Tuti.

Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya.

“Ihh.. Mbak jorok nih” desis Shanti. Tuti terkekeh.
“Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?” bisik Tuti. Shanti berdebar.
“Ngaco ah!”
“Aku mau emutin punya kamu, Shan?” Tuti mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa.
“Kamu akan bisa pingsan merasakannya” bisik Tuti lagi.
“Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh” Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju.
“Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut?”
“Masak Mbak yang ngemut?”
“Iya.. Supaya kamu tahu rasanya”
“Malu ahh..”
“Nggak apa-apaa..” Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi.

Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke memek Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memek Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memek Shanti. Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya.

Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memek Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin yang enak sekali. Memek Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut.

Tuti mencium dan mulai melumat memek Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memeknya. Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memeknya, Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya.

“Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh”

Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti. Lidahnya bergumul dan menembus liang memek Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas memek Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun!

“Enak Shan?” desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan. Tuti merasakan liang memeknya berdenyut dan ia meraba serta menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memeknya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya.

Viewing all 14 articles
Browse latest View live